386 Warga Sintang Terkena HIV/AIDS

0
5636
Bupati Sintang Jarot Winarno menyampaikan arahan pada generasi muda agar waspada dengan bahaya HIV/AIDS

LINTASKAPUAS,COM,SINTANG-Bupati Sintang Jarot Winarno meminta generasi muda waspada dengan bahaya HIV/AIDS. Mengingat, jumlah kasus penderita HIV/AIDS di Indonesia ini diibaratkan seperti fenomena gunung es.

“Karena kalau berdasarkan data statistik, penderita HIV/AIDS di Indonesia itu mencapai 640 ribu lebih kasus. Namun yang terdata hanya 382 ribu kasus saja, sehingga itulah yang disebut fenomena gunung es karena banyak yang tidak terdata,” kata Jarot saat membuka kegiatan penyuluhan bahaya HIV/AIDS bagi pemuda di Kabupaten Sintang tahun di Gedung Cadika, Rabu (3/10).

Sementara itu, kata Jarot, total penderita HIV/AIDS di Kabupaten Sintang saat ini berjumlah 386 orang dengan tingkat angka kematian sekitar 13% lebih. “Makanya saya mengajak para pemuda di Kabupaten Sintang untuk sama-sama mencegah diri agar tidak terkena HIV/AIDS dengan menjauhi pergaulan bebas yang dapat merugikan diri sendiri,” katanya.

“Selain itu, HIV/AIDS ini juga terkait dengan masalah stigma. Jadi orang-orang kadang menjauh dari penderita karena tidak paham penularannya. Inilah pentingnya para pemuda mengetahui bagaimana mencegah, bahkan membantu para penderita HIV/AIDS. Jadi penderita itu ndak perlu kita jauhi, kita bantu dan kasi support ke mereka untuk sembuh,” tegas Jarot.

Ia menilai, HIV/AIDS adalah masalahnya pemuda, mengingat 382 ribu kasus HIV/AIDS yang terdata di Indonesia, penderita didominasi oleh anak usia muda dengan dua kategori kelompok terbesar usia. Kelompok terbesar pertama dari usia 25-49 tahun atau sekitar 69 persen dan kelompok terbesar kedua adalah usia 20-24 tahun.

“Jadi kalau ditotalkan, keduanya hampir mendekati angka 80 persen dimana rata-rata usia muda yang terkena dilihat dari kedua ketegori usia tersebut. Jadi HIV/AIDS ini masalahnya anak muda,“ urai Jarot.

Jarot menjelaskan, HIV/AIDS itu ada namanya window period dimana 10-12 tahun kemudian baru gejala atau positif terkena HIV/AIDS. “Sekarang nda rasa apa-apa, tapi 10 atau 12 tahun kemudian baru muncul. Jadi kalau kelompok 20-24 tahun itu udah kena HIV/AIDS berarti awal-awal dia kena itu masa-masa remaja atau masa usia belasan tahun,” jelas Jarot.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sintang Hendrika mengatakan penyuluhan bahaya HIV/AIDS bagi pemuda diikuti pelajar tingkat SMA, mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Sintang dan organisasi kepemudaan.

“Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada para pemuda agar mereka mengetahui tentang bahayanya HIV/AIDS. Sehingga mereka bisa menghindarkan dirinya agar tidak terkena dan bisa membantu penderita HIV/AIDS untuk sembuh,” pungkasnya.