Bupati Pastikan Desa Nanga Laar merdeka 2019

0
2220
Bupati Sintang, Jarot Winarno Abadikan Keinginan Masyarakat Pedalaman yang tertulis dalam Papan Plang yang berisi ” SELAMAT DATANG PAK BUPATI, SEMOGA JALAN DI DESA KAMI, SETIAP SUNGAI ADA JEMBATAN, THANKS”

LINTASKAPUAS I SINTANG- Desa Nanga Laar dan Desa Tanjung Miru merupakan  dua Desa yang terletak diwilayah pedalaman paling ujung kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Sintang yang hingga saat ini belum memiliki akses jalan darat.

“kita pastikan 2019 desa Nanga Laar dan desa tanjung Miru sudah merdeka, sehingga kendaraan roda dua dan roda empat sudah bisa tembus, “ungkap Bupati Sintang, jarot Winarno kepada lintaskapuas.com saat dirinya bersama Rombongan terpaksa berhenti dalam perjalanan karena akses jalan terputus menuju desa nanga Laar, senin(9/11) kemarin.

Jarot Winarno mengatakan bahwa akses jalan menuju desa nanga Laar kecamatan kayan Hulu sudah dibuka sejak tahun 2010 silam, hanya saja tidak ada pemeliharaan. “sebenarnya pembukaan jalan ini sudah dilakukan sejak tahun 2010 dan baru mulai tahun 2017 ini ada pemeliharaan melalui Unit Pemeliharaan Jalan dan jembatan(UPJJ)IV, “katanya.

Ia juga mengatakan bahwa akses yang menjadi proritas pemeliharaan yang di laksanakan oleh UPJJ IV tersebut menghubungkan lima desa yang ada diwilayah pedalaman kecamatan Kayan hulu Mulai dari Desa Nanga Oran, Desa nangkak Lesatri, Desa Nanga Laar, desa Riam Muntik dan Desa Tanjung Miru.

“Kalau sudah sampai ke Nanga Laar untuk menuju ke Riam Muntik itu ada 9 KM. Nah, dalam ABT ini saya carikan dananya untuk UPJJ IV bekerja sampai ke riam muntik,” katanya.

Bupati Sintang juga menyampaikan, apabila akses jalan darat sudah tembus kendaraan Roda 2 dan roda 4, maka akses jalan darat dari Desa Riam Muting menuju Tanjung Miru juga akan segera dibuka bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesi(TNI)

“Untuk membuka akses jalan dari desa Riam Muntik-Tanjung Miru harus melalui Bakti ABRI, karena jika tidak melalui bantuan saudara-saudara kita TNI akan karena jalur tersebut melintasi kawasan hutan, apalagi kita belum memetakan mana kawasan hutan lindung sehingga kita ada kewajiban untuk pijam pakai, “ungkap Jarot.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala UPJJ Wilayah IV, Yoshua mengatakan bahwa pemeliharaan ruas jalan mulai dari desa Nanga Oran menuju Nanga Laar sudah dilaksanakan, hanya saja belum bisa dilintasi kendaraan roda 2 dan 4 karena sejumlah titik masih terputus sejumlah sungai kecil.

“Sebenarnya, jalan dari Nanga oran hingga ke desa Nanga Laar sudah tembus hanya saja belum bisa dilalui karena terkendala sejumlah sungai kecil belum ada jembatannya. Kalau dihitung ada sekitar 15 anak sungai yang harus dilalui dari Desa nanga Oran menuju Nanga Laar, “jelas Yoshua.

Makanya, lanjut Yoshua, hingga saat ini belum ada kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang melintas dari jalan ini selain baru  kendaraan rombongan Bupati Sintang, dan itupun tidak bisa sampai ditujuan karena kondisi air sungai pasang, Kalau tidak pasang mungkin bisa dialui karena memang kita kawal dengan alat Berat kita, “pungkasnya.

Sebagaimana diketahui bahwa , Bupati Sintang Jarot Winarno bersama dengan Rombongannya sebanyak delapan Unit Mobil bertolak dari pendopo Bupati pada, senin(9/10) sekitar pukul 12.00 Wib menempuh perjalanan kurang lebih 2,5 jam baru sampai di Desa Nanga Oran untuk beristirahat sejenak sekaligus memastikan Kondisi jalan Menuju nanga Laar bisa sudah bisa dilalui atau belum.

Sejumlah masyarat Desa Nanga Oran mengatakan bahwa kondisi jalan belum bisa dilalui  karena masih banyak anak sungai belum memiliki jembatan diperparah lagi kondisi jalan berlumpur akibat hujan.

Meskipun demikian, karena niat dan komitmen awal harus bisa sampai ke Desa Nanga Laar melalui jalur darat, akhirnya sekitar Pukul 16.30 WIB Bupati beserta rombongan tetap melanjutkan perjalanan melalui Jalur Darat, dalam perjalanan sejumlah tanjakan yang berbukit berhasil ditaklukkan kendaraan bupati dan rombongan, bahkan sejumlah anak sungai harus ditimbun oleh operator Alat Berat UPJJ wilayah IV agar bupati beserta rombongan bisa lewat.

Bahkan Bupati Sintang, beserta rombongan bersabar menunggu dengan waktu yang lama saat alat Berat melakukan penimbunan anak sungai. Dalam kond isi tersebut, sang sopir harus memiliki skil yang sigap untuk memilih ruas jalan yang mesti dilalui agar tidak terjebak dengan kubangan Lumpur.

Tidak hanya itu, mobil rombongan juga sekali-sekali harus melintasi sungai yang berbatu karena untuk ditimbun tidak memungkinnkan sehingga sang sopir dituntut memiiki nyali yang tangguh untuk melintasi rintangan tersebut.

Sekitar pukul 21.30, Perjalanan Bupati Beserta Rombongan terpaksa terhenti karena kondisi ruas jalan tidak memungkin lagi dilanjutkan pasalnya, alat berat UPJJ wilayah IV, amblas Disalah satu Jembatan berlumpur. Sehingga Bupati Sintang memutuskan berbalik arah dan menginap di Desa terdekat yaitu Desa Nangkak Lestari seraya menunggu alat berat lepas dari jeratan lumpur dibawah jembatan.

Keesokan Harinya, Bupati Sintang, ternyata belum menyerah dan tetap harus melanjutkan perjalanan melaui Jalur Darat Hingga Desa Nanga Laar, dalam perjalanan, Alat berat masih mampu melakukan penimbunan didua titi anak Sungai meskipun Bupati dan rombongan menunggu waktu yang cukup lama.

Setelah berhasil melintasi dua titik jalur sungai, akhirnya di titik sungai yang ketiga tepat di muara sungai Sebidah akhirnya Bupati dan rombongan berhenti dan turun melihat sungai dengan panjang lebih kurang 40 meter dengan kedalaman 4-5 Meter, sehingga tidak memungkinkan untuk ditimbun. Dan disinilah akhir perjuangan Bupati Sintang untuk tembus hingga Desa Nanga Laar yang berjarak tinggal lebih kurang 6 KM lagi sehingga Bupati Memutuskan Balik Kanan pulang ke Sintang.