Covid-19 dan Nasib Masyarakat Perbatasan

0
767

LINTAS KAPUAS | SINTANG – Adanya wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) membuat sejumlah aktivitas masyarakat khususnya yang ada di daerah perbatasan menjadi terkendala.

Wakil Bupati Sintang, Askiman mengungkapkan kawasan perbatasan menjadi titik perhatian khusus mengingat mayoritas masyarakat di daerah perbatasan sangat bergantung dengan negara tetangga salah satunya adalah dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

“Pemerintah Kabupaten Sintang sudah menetapkan status KLB dalam penanganan Covid-19, ini akan berdampak pada banyak hal termasuk pada kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan,” ucapnya saat memimpin langsung rapat koordinasi Tim Pemantauan Daerah Perbatasan dalam rangka percepatan penanganan dampak Corona Disease 2019 (COVID-19) di Kabupaten Sintang di Balai Pegodai, Selasa (31/03/2020).

Untuk itu, Askiman meminta kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kabupaten Sintang untuk segera mengambil langkah strategis.

“Silahkan lakukan pemantauan kedua kecamatan yaitu Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah yang merupakan daerah perbatasan. Koordinasi dengan Camat, kepala Desa dan Forkopimcam yang ada disana sehingga bisa mengantisipasi dan juga dapat menentukan langkah apa saja yang akan diambil berikutnya,” katanya.

Rakor Tim Pemantauan Perbatasan

Tak hanya itu, Askiman juga mengharapkan Credit Union dapat mempertimbangkan penagihan pinjaman anggota mengingat kondisi ekonomi di berbagai daeerah sedang anjlok karena adanya wabah Covid-19.

“Adanya pandemi Covid-19 juga berdampak pada perekonomian masyarakat, jika bisa, berilah keringanan kepada masyarakat terkait penagihan pinjaman anggota,” ucapnya.

Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Sintang, Sudirman mengungkapkan upaya untuk menghentikan arus orang dan barang untuk keluar masuk negara tetangga sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Akan tetapi, berdampak pada kehidupan masyarakat terlebih lagi bagi masayrakat yang hidupnya bergantung pada negara tetangga.

“Untuk itu kami harus membentuk tim pemantauan karena kami tidak mungkin bisa bekerja sendiri mengingat akan ada banyak hal yang harus dilakukan,” pungkasnya. (Mcu)