Dewan Sikapi Positif Gawai Nyelapat Taun

0
1321

LINTASKAPUAS.COM,SINTANG-Pelaksanaan gawai disambut positif oleh kalangan legislatif Sintang. Saat menghadiri Gawai Nyelapat Taun Dayak Sekujam di Desa Bedayan Kecamatan Sepauk pada Minggu, 28 Mei 2017, anggota Dewan Dapil Sepauk-Tempunak Agustinus Aci memberikan semangat supaya sub suku Dayak Sekujam terus mengembangkan diri.

“Gawai sangat penting. Namun jangan sampai minum mabuk. Dan jangan sampai lama-lama,” katanya.

Ia mengatakan, kegiatan gawai hendaknya fokus untuk bersyukur kepada Tuhan atas hasil berladang. “Ini yang paling utama, kita harus bersyukur pada Tuhan atas semua hasil ladang yang diperoleh,” katanya.

Politisi PDI Perjuangan ini juga meminta seni budaya Dayak Sekujam lebih ditonjolkan dalam even gawai. Yang tak kalah penting, adalah harus menggali seni budaya yang mulai dilupakan. Supaya tidak punah seiiring perkembangan zaman,” terang Agustinus Aci

Wakil Bupati Sintang, Askiman mengatakan, gawai dilaksanakan untuk bersyukur kepada Tuhan atas rezeki yang diperoleh melalui hasil panen, kesehatan dan kelancaran proses selama berladang.

“Gawai juga dilaksanakan untuk melestarikan seni, budaya dan adat istiadat,” katanya.

Ia juga mendorong kegiatan gawai untuk memperkuat toleransi dan saling menghargai satu dengan yang lain. “Kedepannya, pada saat gawai seperti ini seni budaya dari suku lain juga diberikan kesempatan untuk ditampilkan. Saya berpesan kalau ada hiburan pada malam hari, mohon dilaksanakan setelah saudara kita umat Islam melaksanakan taraweh,” pesan Askiman.

Bujin Tumenggung Wilayah VIII menyampaikan Gawai Nyelapat Taun dilaksanakan untuk membatasi masa berladang yang ada di Sub Suku Dayak Sekujam.

“Berhasil atau tidak hasil berladang, kita harus tetap bersyukur kepada Tuhan. Maka tadi acara kami awali kegiatan ini dengan menggelar ibadat di gereja barulah acara adatnya,” katanya.

Osner Situmorang Ketua Panitia Gawai Nyelapat Taun menyampaikan pelaksanaan gawai ini untuk melestarikan adat istiadat yang dilaksanakan setiap tahun.

“Ini untuk menjaga generasi muda supaya tetap mengenal adat istiadatnya. Gawai dayak seperti ini jangan sampai diartikan untuk suka-suka saja, tetapi sebuah acara yang penuh arti dalam sejarah kehidupan masyarakat Dayak,” terang Osner Situmorang.