Kegiatan Dies Natalis Prodi PPKn STKIP Persada Khatulistiwa Ditutup

0
1532
: Ketua STKIP Persada Khatulistiwa Rafael Suban Beding dan sejumlah dosen foto dengan pemenang lomba
: Ketua STKIP Persada Khatulistiwa Rafael Suban Beding dan sejumlah dosen foto dengan pemenang lomba

SINTANG-Sejumlah kegiatan dalam rangka Dies Natalis Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) STKIP Persada Khatulistiwa ke-10, resmi ditutup Jumat (27/1) lalu. Penutupan dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Sintang Lindra Azmar. Kemudian dirangkai dengan pembagian hadiah pada para pemenang.

Hadir dalam penutupan, Ketua STKIP Persada Khatulistiwa Rafael Suban Beding dan para Wakil Ketua yakni Didin S dan Hilarius Jago Duda serta Ka Prodi PPKN Mardawani. Hadir pula sejumlah dosen, mahasiswa dan para pemenang.

Dies Natalis Prodi PPKN ke-10 mengambil tema “Mewujudkan Good Citizenship : Generasi Muda Kompetitif yang Berkarakter Kebangsaan,”. Rangkaian kegiatan dimulai dengan seminar ilmiah hasil penelitian dosen-dosen STKIP Persada Khatulistiwa tanggal 8 Desember 2016 lalu. Kemudian lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA tanggal 9-23 Januari 2017. Kegiatan ketiga adalah pertandingan voli putra-putri tanggal 16-21 Januari 2017.

Untuk lomba Karya Tulis Ilmiah, Juara I adalah SMA Pancasetya Sintang (yupita Dewi R), Juara II SMKN 1 Sintang (Tommy Ryan D), Juara III SMAN 1 Sekadau Hulu (Andreas Berlan). Untul voli putra, Juara I SMKN 1 Sintang (Tim A), Juara II SMAN 4 Sintang (Tim A), juara III SMK Amaliyah Sekadau.

Untuk voli putri, SMK Amaliyah Sekadau berhasil menjadi Juara I. Juara II SMK Kartini Sintang, Juara III SMAN 3 Sintang. Panitia juga memberikan hadiah pada kostum terbaik yang dimenangkan oleh SMK Amaliyah Sekadau.

Ka Prodi PPKn Mardawani mengatakan, untuk lomba karya tulis ilmiah, diikuti oleh 10 sekolah dari Sintang dan Sekadau. Sedangkan seminar hasil penelitian dosen dikuti oleh 167 peserta dari sekolah, kampus dan dosen. Jumlah judul penelitian yang dipresentasikan sebanyak 15 judul. “Untuk pertandingan voli putra-putri, dikiuti 20 tim dari SMA/SMK sederajat dari Kabupaten Sintang dan Sekadau,” jelasnya.

Ia menambahkan, Prodi PPKN sebagai salah satu prodi di STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, selama 10 tahun ini sudah dua kali melakukan proses akreditasi. “Untuk akreditasi kedua, Prodi PPKN mendapatkan predikat Baik (B),” bebernya.

“Keberhasilan ini bukan hasil kerja kami sendiri. Tetapi juga peran lembaga, yayasan, pemerintah, masyarakat dan mahasiswa serta alumni,” sambungnya.

Ia berharap, diusianya yang ke-10 Prodi PPKN terus berkembang untuk mendidik anak bangsa dan membangun masa depan Indonesia dengan karya, kreatifitas, inovasi dan semangat untuk kemajuan bersama.

Ketua STKIP Persada Khatulistiwa Rafael Suban Beding dalam sambutannya mengatakan,  meski baru berusia 10 tahun, lembaga pendidikan tinggi yang dipimpinnya sudah mencetak ribuan alumni. “Sejumlah alumni kami sebagian besar mengabdikan diri dibidang pendidikan. Ada juga yang bekerja disektor lain,” bebernya.

Soal kualitas, alumni juga mampu bersaing. Buktinya, setiap penerimaan CPNS berhasil lulus. “Bahkan beberapa waktu lalu, mahasiswa kami berhasil menjadi juara V lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional dengan mengalahkan sejumlah kampus negeri ternama,” katanya.

“Kami sangat mengedepankan proses pendidikan yang berkualitas. Sehingga, meski kami berada di pedalaman, mutu tidak kalah dibanding kampus lain di kota-kota besar,” tegasnya.

Saat ini, kata Rafael, STKIP Persada Khatulistiwa mempunyai lima prodi. Yakni Prodi PPKn, Prodi Bahasa Indonesia, Prodi Biologi, Prodi Ekonomi dan Prodi PGSD. “September 2016 lalu, sudah keluar izin Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Prodi PAUD juga sudah mendapat persetujuan Dikti, SK diperkirakan keluar pada bulan Maret atau April. Jadi, ditahun akademik 2017/2018 nanti, kami kemungkinan akan menerima mahasiswa baru untuk 7 prodi,” katanya.

Rafael yakin, lembaga pendidikan yang dipimpinnya bisa menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan guru di Bumi Senentang. Mengingat setiap tahunnya, STKIP Persada Khatulistiwa selalu menghasilkan tenaga guru siap kerja. “Kedepan, Sintang tidak perlu lagi `impor` guru dari daerah lain seperti tahun 1970-an. Inilah sumbangsih kampus kami untuk dunia pendidikan di daerah ini,” katanya.

“Mudah-mudahan, kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dengan STKIP Persada Khatulistiwa terus berjalan baik dan berdampak pada kemajuan dunia pendidikan di Sintang. Apalagi, berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian masyarakat, ada program praktek mengajar mahasiswa di sekolah sekolah yang harus mendapat izin dari Dinas Pendidikan. Begitu juga ketika ada dosen yang ingin melakukan penelitian,” katanya.

Dikesempatan itu, Rafael juga berterima kasih pada Prodi PPKN karena sudah menggelar kegiatan yang berkaitan dengan pengabdian pada masyarakat. “Saya sudah melihat kegiatan yang mereka lakukan, salah satunya seminar penelitian yang dilakukan oleh para dosen. Saya berharap hasil penelitian tidak menjadi dokumen mati, tapi harus bisa diaplikasikan,” pintanya.

Berkaitan dengan kegiataan PPL dan KKM, ia mengatakan fokus STKIP adalah ke kawasan pedesaan. “Kami tidak mau mahasiswa kami dimanjakan dengan kondisi perkotaan yang semuanya serba mudah. Kami suruh mereka berangkat ke lima kabupaten wilayah timur yang sekolahnya berada di pedalaman,” bebernya.

Mitra Strategis Pemerintah

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lindra Azmar mewakili Bupati Jarot Winarno berharap, keberadaan STKIP Persada kahtulistiwa dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan masyarakat cerdas, sebagai salah satu visi pembangunan Kabupaten Sintang.  “Cerdas secara intelektual menjadi ranah STKIP Persada Khatulistiwa untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas. Sebagai lembaga pendidikan tinggi, STKIP Persada Khatulistiwa menjalankan fungsi elementer seperti mengembangkan mahasiswa untuk cakap dalam menguasai kecerdasan intetektual,” jelasnya.

“Fungsi pengajaran penelitian dan pengabdian masyarakat, harus dujalankan sesuai lingkungan yang ada,” sambungnya.

Ia menambahkan, salah satu prodi di STKIP Persada Khatulistiwa adalah PPKN yang dirancang untuk menciptakan para guru. Dengan dibukanya prodi tersebut, akan membuka akses pada anak-anak dari kampung-kampung yang jauh agar lebih berani bermimpi untuk bisa jadi sarjana. Tanpa harus ke Pontianak atau Pulau jawa. “Daerah kita pun, diuntungkan dengan adanya prodi PPKN ini. Karena memiliki ketersediaan guru untuk mata pelajaran,” katanya.

Dikatakan Lindra, acara Dies Natalis hendaknya sebagai ajang evaluasi dan langkah penguatan komitmen untuk terus berkiprah dalam mencerdaskan masyarakat. Makanya, ia berpesan agar para mahasiswa meningkatkan daya saing memasuki Masyarakat Ekonomi Asen (MEA). “Nanti, persaingan tidak lagi dengan teman sekampung atau satu daerah, tapi dengan orang dari luar negeri. Untuk itu siapkan diri sebaik mungkin, gunakan kesempatan kuliah untuk mengasah kemampuan, bakat dan minat,” pesannya.

Lindra juga menjelaskan mengenai puncak bonus demografi tahun 2035. Saat itu, akan ada dominasi penduduk usia produktif yaitu 15-60 tahun. “Sebagai lembaga pendidikan, STKIP Persada Khatulistiwa juga harus mempersiapkan diri menghadapi masalah ini. Fokuslah dalam  penguatan keterampilan dan kemampuan daya saing. Lakukan manajemen pendidikan yang professional dan dapat memanfaatkan potensi lokal yang ada,” sambung Lindra.

“Yang paling penting, mahasiswa STKIP Persada Khatulistiwa sebagai calon guru, harus bisa menjadi contoh yang baik. Jauhi narkoba, minuman keras dan seks bebas,” pintanya.