Warga Perbatasan Resah Virus Lada, Pemerintah Diminta Bertindak

0
1298
Melkianus, Anggota DPRD Sintang

LINTASKAPUAS.COM,SINTANG-Sudah dua tahun ini warga perbatasan resah dengan munculnya virus yang menyerang lada. Virus tersebut membuat lada milik masyarakat mati karena mengalami pembusukan dipangkal batang. Ironisnya, meski kejadian ini sudah berlangsung dua tahun, pemerintah belum mengetahui jenis virus yang dimaksud dan cara mengatasinya.

Melkianus, anggota DPRD Sintang asal Merakai Kecamatan Ketungau Tengah membenarkan adanya virus lada yang meresahkan petani. Menurutnya, setahun terakhir dampak virus lada paling parah. Karena ribuan tanaman lada masyarakat mati akibat busuk pangkal batang.

“Virus lada udah lama. Setahun terakhir paling parah. Tanaman yang sudah berbuah namun belum tua, tiba-tiba mati. Dinas Pertanian dan Perkebunan sudah turun ke lapangan untuk mencari solusi,” katanya.

Politisi Golkar ini menambahkan bahwa pihaknya dilegislatif sudah menyuarakan masalah tersebut dalam pandangan umum DPRD Sintang saat sidang paripurna. Mengingat, banyak masyarakat datang langsung mengeluhkan. Ketika turun langsung ke lapangan, masalah yang sama juga disampaikan.

“Saat saya mendampingi Bupati ke perbatasan, warga juga menyampaikan masalah itu dan minta pemerintah ikut menangani. Harapan saya, ada jalan keluar atas masalah ini. Mengingat, banyak yang menggantungkan hidupnya pada komoditi ini,” kata pria yang juga Sekretaris Komisi C DPRD Sintang ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan, Veronika Ancili ketika mengatakan dalam waktu dekat akan kembali turun lagi ke lapangan untuk mengecek. “Mei lalu saya sudah sudah ke perbatasan. Tepatnya Desa Bekuan, Desa Sungai Seria dan Senaning. Disana kami sudah lihat sample tanaman lada yang terserang penyakit,” bebernya.

Menurutnya, banyak faktor yang membuat lada terserang penyakit. Salah satu penyebabnya adalah dari tekhnis budidaya oleh petani. Agar masyarakat paham cara budidaya lada yang baik, pihaknya akan menggelar kegiatan sekolah lapangan. “Tekhnis budidaya yang belum memenuhi syarat memungkinkan terjadinya serangan panyakit. Baik dari segi jarak tanam maupun sumber benih,” jelasnya.

Veronika juga memberikan saran pada petani untuk menghindari penyakit lada. Yang utama dilakukan jangan melakukan tindakan tumpang sari. “Tumpang sari kalau untuk tanaman obat ndak masalah. Kacang-kacangan juga boleh. Tapi, jangan ditumpangsarikan dengan ubi, terong atau cabe,” sarannya.

Selain itu, kata Veronika, tidak boleh dekat dengan tanaman karet. Kalaupun terpaksa ditumpangsarikan dengan tanaman lain selain kacang-kacangan atau obat-obatan, usahakan dibuat parit pembatas.  “Itu yang harus dilakukan,” katanya.