30 Ribu warga Sintang Tak Bisa Baca

0
1619
Kepala Dinas pendidikan Sintang, M.Afen
Kepala Dinas pendidikan Sintang, M.Afen

LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang bahwa jumlah warga tuna Aksara atau buta aksara dikabupaten Sintang mencapai tiga puluh ribu jiwa, dan jumlah tersebut tersebar di 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang.

 “Angka Buta aksara dikabupaten Sintang memang masih tinggi meskipun setiap tahunnya mengalami penurunan namun belum begitu signifikan, “ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang M.Afen saat ditemui di ruang kerjanya belum lama ini.

 Affen mengatakan bahwa lambannya penurunan buta aksara tersebut disebabkan karena minimnya anggaran yang diperuntukkan dalam pemberantasan Buta Aksara dikabupaten Sintang. “anggaran target pertahunnya hanya untuk 250 orang setiap tahunnnya. Sehingga untuk menghabiskan 30 ribu jiw buta aksara tersebut membutuhkan waktu sekitar 100 tahun, “katanya.

Sebagai langkah antisipasi lanjut Affen, kami akan menawarkan konsep kepada pemerintah daerah bahwa pemmberantasan buta aksara bisa dilakukan hanya selama 5 tahun dengan target per tahun sekitar 6.000 jiwa dengan keperluan dana sebesar Rp 2 miliar,”jelasnya.
Meski angka Buta aksara dikabupaten Sintang masih tinggi, menurut affen setiap tahunnya tetap mengalami penurunan. “sebenarnya setiap tahun angka tersebut mengalami penurunan. Hanya saja tetap bertambah disebabkan karena tidak ada pemeliharaan atau tindak lanjut pendidikan bagi mereka yang telah mengikuti pendidikan atau pembinaan bebas buta aksara, “jelas Affen.
Affen Mencontohkan bahwa Ada beberapa orang yang sudah ikut pendidikan dasar buta aksara, namun tidak
melanjutkan ke tingkat lanjutan dan dibiarkan sekian lama. Maka dia bisa tidak mengenal kembali huruf. Tapi kalau angka pada uang, semuanya pasti tahu,”ujar Afen.

buta aksara tersebut juga dianologikan terhadap kondisi perbaikan ruas jalan yang dilakukan secara sepotong-sepotong. Menurutnya ketika perbaikan jalan berpindah ke ruas atau titik yang lain, maka ruas atau titik yang telah diperbaiki terlebih dahulu sudah rusak. “Itu karena tidak ada pemeliharaan. Sama kasusnya dengan buta aksara ini,”pungkasnya.