LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Sebanyak 45 orang warga Eks-Gerakan Fajar Nusantara(Gafatar) terpaksa diungsikan Pemerintah Kabupaten Sintang bekerja sama dengan Aparat TNI dan Polri dari Desa Simbak Jaya Kecamatan Binjai Kabupaten Sintang ke dalam kota Sintang
45 warga Eks-Gafatar tersebut diungsikan di Gedung Loka Bina Karya (LBK) Desa Baning Kota sintang sebagai langkah antisipasi terjadinya aksi anrkis dari masyarakat Desa setempat
Proses relokasi terhadap 45 warga Eks-Gafatar tersebut berlangsung aman, bahkan tampak sejumlah anak-anak dan remaja tak luput ikut sibuk membenahi barang-barang yang akan diangkut diiringi dengan tetasan air mata saat berada didalam bis.
Kepala Kesbangpol Budi Harto mengatakan langkah relokasi yang dilakukan terhadap 45 wrga yang diduga menjadi anggota Eks-Gafatar dalam rangka untuk mengantisipasi terjadinya amukan massa terhadap warga yang diduga menjadi warga eks-gafatar. “ ini merupakan salah satu lahkah yang harus kita lakukan demi untuk keamanan mereka yang diduga eks-Gafatar. Karena bagaimanapun juga mereka juga warga Negara Indonesia sehingga harus kita lindungi juga, “jelas Budi
Sementara Kepala Dinas Sosial Dan Transmisgrasi Kabupaten Sintang Floresius Kaha, mengatakan bahwa 45 warga Eks-Gafatar akan dipulangkan kekampung halamannya masing-masing, rencana pemulangan hingga saat ini masih melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
Untuk sementara mereka kita ungsikan dulu disini menunggu kabar selanjutnya dari pemerintah provinsi. Dan selama mengungsi disini akan kita berikan pencerahan terhadap mereka dengan mendatangkan sejumlah ustad, agar mereka kembali kepada jalan yang benar, “ucap Kaha.
Kepala Bagian Operasi Polres Sintang, Damianus mengatakan hingga saat ini masalah keamana masih aman terkendali. tidak ada tindakan anarkis dari masyarakat. bahkan masalah tanaman serta aset dan barang-barang milik warga Eks Gafatar yang tidak bisa diangkut akan berada dalam pengawasan Aparat Kepolisian.
“Hingga saat ini masih aman terkendali. Masalah asset warga eks-Gafatar akan tetap menjadi hal milik kereka termasuk tanaman pertanian mereka, semua akan kembali kepada mereka karena itu adalah hak milik mereka, untuk sementara ini akan dalam pengawasan kita, “ujar Dami
sementara, salah satu warga eks-gafatar yang ikut mengungsi ke kota sintang, rohim mengaku bahwa dirinya sudah hampir dua tahun tidak aktif lagi dalam organisasi tersebut, dirinya mengaku sudah selama ini kegiatan yang dilakukan hanya bertani untuk menghidupi keluagranya sehari-hari bahkan dirinya mengaku hingga saat ini tidak tahu masalah informasi gafatar karena terkendala fasilitas elektronik tidak dimilikinya.
“Kami bertemu dengaan komunitas Gafatar di Sintang ini dari berbagai daerah, saya dari Jakarta, ada dari jawa timur ada juga dari jawa barat semua beda-beda, Sekarang kami bingung menghadapi masa depan kami
Di sintang, Kata Rohim kelompok ini menempati tanah milih Anang warga Sintang dengan tujuan untuk bercocok tanam, maksud mereka tinggal bersama agar memudahkan menggarap tanah pertanian.
“ Tujuan kami kesini kan untuk bertani,tidak ada tujuan lain, kami pun bergaul baik dengan masyarakat,dan identitas kependudukan kami jelas “ Kata Rohim.
Ia juga menyatakan sepengetahuanya tidak ada ajaran Gafatar yang buruk semua normal dengan ajaran yang benar, tidak boleh mencuri, berbuat jahat, tidak boleh berzina dan lain-lain.
Rohim dan 45 jiwa lainya saat ini mengaku Bingung karena tidak memiliki tempat tinggal lagi di sebab di tempat lamanya di Jawa telah di jual untuk pindah ke Sintang.