Sintang-lintaskapuas.com, Minim kesadaran masyarakat untuk membuang sampah kedalam sungai mengakibatkan sungai tercemar serta sangat mengganggu pemandangan akibat sampah timbul dibantaran sungai apabila debit air sungai berkurang(surut) khususnya disepanjang pantai sungai Melawi- Sintang
Salah satu warga kelurahan Ladang Kabupaten Sintang yang bertempat tinggal dipinggiran sungai Melawi-Sintang, M. Safe’i, mengatakan tercemarnya sungai Melawi-Sintang tersebut disebabkan karena ulah manusia yang membuang sampah sembarangan sehingga jika sungai surut akan mengakibatkan sampah muncul disekitar pinggir pantai sungai.
“kita pun tidak bisa menyalahkan masyarakat sepenuhnya, karena hingga saat ini belum ada satu tong sampah yang disediakan oleh pemerintah disepanjang pantai sungai Melawi-Sintang saat ini. Dulu memang ada satu buah tong sampah, namun kondisinya saat ini sudah rusak dan dinas kebersihan tidak pernah mengangkut sampah dari sana, “ungkapnya kemarin.
Menurutnya, masyarakat sekitar pantai sungai Melawi-Sintang terpaksa mengambil jalan pintas membuah sampah kesungai, sebab tempat pembuangan sampah sangat jauh dari tempat tinggal mereka. “Tempat sampah jauh, kalau sampah tidak dibuang rumah jadi kotor, cara mudah ya membuang sampah ke sungai,” kata Safe’i.
Ketika ditanya upaya warga sekitar melihat kondisi tersebut, Safe’i mengatakan, bukan hanya warga yang ada di sekitar sungai saja yang membuang sampah di sungai tetapi ada juga warga lain sehingga untuk membersihkan bantaran tersebut bukan hanya kewajiban warga sekitar.
“Ada juga kok mereka yang melempar sampah dari atas jembatan, jadi bukan cuma warga sekitar saja. Rasanya tidak adil kalau hanya kami yang harus membersihkannya,”ucapnya sambil melihat ke tumpukkan sampah plastik di sekitar sungai.
Hal senada juga disampaikan oleh Ali, satu diantara warga yang sedang memancing, banyak sampah plastik di sekitar sungai membuat hobinya sedikit terganggu. “Adanya sampah ini buat sungai menjadi dangkal dan pastinya membuat hobi saya menjadi sedikit terganggu,”tuturnya.
Ali mengatakan, banyaknya sampah plastik yang ada disekitar sungai ini merupakan tanggung jawab semua masyarakat. Bagaimanapun, air sungai ini digunakan oleh banyak orang jadi harus dijaga. “Plastik itu kan ada zat kimianya, kalo banyak seperti ini, bagaimana mungkin sungai kita tidak tercemar dan ini tanggung jawab bersama,”jelasnya.
Untuk mengurangi sampah yang ada di bataran sungai tersebut, diperlukan kesadaran masyarakat dan kerjasama yang baik antara masyarakat serta instansi terkait. Satu diantaranya, adalah mengurangi penggunaan plastik.
“Kalau belanja, ya bawa keranjang belanja, jadi tak terlalu banyak plastik yang digunakan. Terus, sekarang kan lagi jarang turun hujan, ya saling kerja bakti lah antara masyarakat dan dinas kebersihan untuk bersihkan sampah disekitar sungai ini,” saran Ali.
Terpisah, Kabid Kebersihan DKPPK Kabupaten Sintang, A.M Mulyadi menyangkal jika pihaknya tidak pernah mengangkut sampah dari TPS yang disediakan DKPPK di daerah pinggiran sungai tersebut.
“Itu mungkin TPS ilegal atau dalam arti TPS yang disediakan masyarakat sendiri, karna kalau memang ada TPS pasti sampahnya selalu diangkut,”ujarnya ketika ditemui di ruang kerjanya.
Menanggapi kondisi pinggiran sungai tersebut, Mulyadi mengatakan, pihaknya akan turun ke lapangan untuk melihat kondisi tersebut secara langsung dan jika memang diperlukan TPS maka akan disediakan TPS. Hanya saja, pihaknya sangat mengharapkan adanya partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan terlebih lagi di lingkungan sungai.
Ia menambahkan, bahwa DKPPK sebenarnya mengurangi adanya TPS terbuka dan menggantinya dengan kontainer. Hanya saja, kontainer tersebut tidak bisa diletakkan dibanyak tempat sehingga membutuhkan partisipasi masyarakat dalam membangun kesadaran akan pentingnya kebersihan, yaitu dengan cara membuang sampah pada tempatnya walau agak sedikit jauh.
“Kalau di kota-kota besar, sudah tidak ada lagi namanya TPS terbuka di jalan-jalan protokol. Pasti letaknya tersembunyi. Dan masyarakat tetap harus membuang sampah disana walaupun jaraknya agak sedikit jauh. Kan bisa tuh, sambil berangkat kerja sambil buang sampah jadi tidak menumpuk di rumah,”jelas Mulyadi.
Sampai saat ini, DKPPK mempunyai 12 kontainer, dan 60an TPS terbuka yang tersebar didalam kota Sintang. Sementara itu, untuk armada pengangkut ada 6 dumtruk dan ada 4 amrol.
“Untuk dumtruk ada enam hanya, ada satu yang sudah memang tidak bisa dioperasikan lagi, dua nya sudah tidak bagus kondisinya tapi masih bisa digunakan, dan yang masih sehat ya cuma tiga dumtruk saja,”pungkasnya(Link)