Banyak Destinasi Wisata Sintang belum Terekspos Maksimal

0
60
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sintang, Hendrika, M.Si

LINTASKAPUAS | SINTANG –Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sintang, Hendrika menyampaikan bahwa Kabupaten Sintang kaya akan Destinasi Wisata, hanya saja belum Terekspos dengan maksimal.

“Kabupaten Sintang ini kaya akan Destinasi wisata seperti Wisata Alam, wisata sejarah, eko wisata, wisata ekstrim, banyak juga riam – riam yang memberikan pesona keindahan, hanya saja belum Terekspos dengan maksimal, ” ungkap Hendrika saat ditemui sejumlah wartawan diruang kerjanya kemarin.

Hendrika juga mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk melakukan promosi objek wisata dan pembinaan masyarakat sekitar wilayah objek wisata yang dilakukan 5 tahun sekali.

“Tujuan dari pembinaan masyarakat di sekitar objek wisata oleh BKSDA adalah untuk memberdayakan masyarakat, karena dengan adanya wisata tersebut akan membantu perekonomian masyarakat disekitar lokasi TWA, ” katanya.

Menurut Hendrika terdapat 120 Destinasi wisata yang sudah banyak dikenal masyarakat di kabupaten Sintang mulai dari Rumah betang ensaid panjang, Bukit kelam, Museum kapuas raya, Kraton dara juanti, Galery motor bandung.

“Dari pengelolaan pariwisata tersebut tidak semua tempat wisata dikenakan tiket, sama halnya dengan pariwisata yang dikelola oleh swasta.

“Selain wisata yang dikelola oleh pemerintah daerah Lanjut Hendrika, kita juga punya banyak destinasi wisata yang di kelola oleh swasta seperti kedah, agro wisata kelingkumang dan masih banyak lagi. itu memang masih maju dengan pesat hanya saja masih di kelola oleh swasta, jadi dari wisata yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta tidak semua dikenakan tiket” ungkapnya.

Kepala Disporapar juga menanggapi terkait dengan banyaknya tanggapan masyarakat terkait dengan kondisi TWA yang rimbun dan ditumbuhi semak belukar, serta biaya pendakian bukit kelam.

“Masyarakat atau wisatawan harus memaklumi terkait dengan kondisi Taman istana alam bukit Kelam yang saat ini masih dalam tahap pembaharuan dan masih dalam masa transisi oleh BKSDA. sementara masalah tarif yang dibebankan untuk para pendaki itu nantinya digunakan untuk membayar pemandu dan digunakan untuk keperluan alat. – alat keselamatan pendakian, ” pungkasnya. (Hryan)