Delapan Tahun Berkiprah, STKIP Persada Khatulistiwa Hasilkan 1.485 Sarjana

0
2628
Sambutan mahasiswa terkait pesan dan kesan selama kuliah di STKIP Persada Khatulistiwa
Sambutan mahasiswa terkait pesan dan kesan selama kuliah di STKIP Persada Khatulistiwa

LINTASKAPUAS.COM, SINTANG – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persada Khatulistiwa Sintang kembali mencetak sarjana siap kerja. Sebanyak 275 mahasiswa dari lima program studi berbeda angkatan V diwisuda pada hari ini. Sebelumnya, mereka mengikuti yudisium di Kampus STKIP Persada Khatulistiwa, Jumat (27/2) lalu.

Yudisium dihadiri Ketua Badan Pendidikan Karya Bangsa, YAT Lukman Riberu, Ketua STKIP Persada Khatulistiwa Rafael Suban Beding, Pembantu Ketua I Didin Syafrudin, dosen dan karyawan STKIP serta mahasiswa dan orang tuanya. Hadir pula tamu dari Universiti Kebangsaan Malaysia, Prof Dr James T Collins. Ia dijadwalkan untuk menyampaikan orasi ilmiah saat wisuda di Gedung Pancasila hari ini, temanya Penelitian Bahasa dan Etnisitas di Kalimantan Barat.

Mahasiswa yang diwisuda terdiri dari 107 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 75 mahasiswa Pendidikan Biologi, 36 mahasiswa Pendidikan Ekonomi, 33 mahasiswa Pendidikan PKn dan 24 mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Wisuda angkatan V kali ini, Riana Vintin merupakan lulusan termuda yakni 21 tahun 4 hari (IPK : 3,60). Ia juga dinyatakan sebagai lulusan tercepat, 3 tahun 4 bulan 7 hari. IPK tertinggi adalah Kusrini 3,94.

Ketua Badan Pendidikan Karya Bangsa, YAT Lukman Riberu mengaku bangga dan terharu STKIP Persada Khatulistiwa kembali mewisuda ratusan sarjana. Mengingat, perjuangan awal mendirikan kampus tidaklah mudah. Banyak tantangan dan hambatan yang harus dilewati. “Keberhasilan ini berkat pengelolaan kampus yang baik dan kerjasama semua elemen yang terlibat didalamnya,” tegasnya.

Lukman berpesan pada mahasiswa STKIP yang akan memasuki dunia kerja agar menjadi agen perubahan. Baik ketika bekerja sebagai pendidik maupun ketika bekerja dibidang profesi lain. “Pesan saya, jaga nama baik pribadi, orang tua dan almamater ketika turun ke masyarakat. Jadilah lulusan terbaik , disiplin dan profesional dalam bekerja. Jadilah teladan bagi masyarakat,” pesannya.

Ia mengatakan, meski STKIP Persada Khatulistiwa berusia sangat muda, selama delapan tahun berkiprah mampu mencetak 1.485 sarjana. Banyak alumni tersebar didunia kerja di Kalbar, bahkan hingga ke Sumba, Nusa Tenggara Timur. “Ini artinya, STKIP Persada Khatulistiwa ikut berkiprah dalam dunia pendidikan, tak hanya di Kalbar tapi Indonesia,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut ia menegasakan lulusan STKIP Persada Khatulistiwa kualitasnya tidak kalah dibandingkan dengan kampus lain. Contoh nyata adalah Herpanus, S.P, M.Litt, Ph.D yang mampu menjadi doctor of Philosophy (S3) Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia, pada Program Studi Linguistik Antropologi. Sebelum mengambil gelar doktor ini, Herpanus S.P, M.Litt, Ph.D juga menyelesaikan program S2 di Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia, pada Program Studi Linguistik Antropologi. “Beliau ini adalah putra asal Dedai yang juga menjadi dosen STKIP,” katanya.

Lukman menegaskan pihaknya mempunyai komitmen untuk meningkatkan SDM dosen yang mengajar di STKIP Persada Khatulistiwa. Caranya dengan mengirim dosen mengambil pendidikan S2 dan S3 yang kuliah disejumlah kampus di Indonesia, ada juga yang sedang berada di Australia. “Kami bertekad mencetak SDM yang mumpuni. Saat ini sudah ada dua doktor, yakni saya dan Herpanus, tahun depan ada 4 orang, tahun berikutnya 3 orang. Jadi, total doktornya nanti 9 orang,” katanya.

Dengan jumlah doktor tersebut, STKIP Persada Khatulistiwa mewacanakan akan membuka prodi untuk S2. “Mungkin dua tahun kedepan, karena jumlah 9 doktor menjadi syarat minimal untuk membuka satu prodi,” katanya.

Tak hanya fokus pada SDM, kampus juga terus meningkatkan pembangunan fisik. Nantinya, STKIP Persada Khatulistiwa akan ditingkat menjadi tiga. “Kami juga sedang membangun 18 lokal untuk ruang perkuliahan, asrama dan aula,” bebernya.

Untuk pengembangan kampus, STKIP juga mewacanakan kerjasama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia dan Universitas Utara. “Langkah itu kami lakukan supaya kampus ini tak hanya jago kandang, tapi bisa terkenal hingga ke luar negeri,” tegasnya.

Ketua STKIP Persada Khatulistiwa, Rafael Suban Beding mengatakan, meski berada di perhulan, kualitas STKIP Persada Khatulistiwa mampu bersaing. “Pesan saya, jangan minder. Kita pasti bisa bila berjuang sungguh-sungguh. Percaya diri sangat penting karena persaingan dunia kerja sangat kompetitif” katanya.

Rafeal meminta lulusan STKIP Persada Khatulistiwa memiliki intergritas dan jujur, berjiwa melayani, bukan dilayani. “Taatlah pada profesi dimanapun bertugas,” pesannya.

Ia mengatakan, untuk mewujudkan perguruan tinggi yang profesioanal, ada tiga pilar penting yang harus diperhatikan. Pilar pertama adalah sistem penjamin mutu internal, kedua pangkalan data perguruan tinggi dan ketiga adalah pilar akreditasi. “Kalau tiga pilar ini dilaksanakan dengan optimal, kita tidak kalah dibandingkan kampus lain. Tidak perlu jauh-jauh kuliah ke luar Sintang, karena ada kampul lokal yang berkualitas yakni STKIP Persada Khatulistiwa,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengucapkan terima kasih pada yayasan yang sudah memberik dukungan moril dan meteril hingga saat ini STKIP Persada Khatulistiwa tetap eksis. “terima kasih pula pada orang tua yang sudah mempercayakan STKIP Persada Khatulistiwa Persada Khatulistiwa sebagai tempat anaknya menempuh dunia pendidikan,” pungkasnya.