Depresi Anak & Istri Meninggal , YS Nekat Bunuh Diri

0
1786
Ys(27) Korban Percobaan Bunuh diri Terkapar bersimbah darah dirumahnya Karena Depresi
Ys(27) Korban Percobaan Bunuh diri Terkapar bersimbah darah dirumahnya Karena Depresi

LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Seorang warga Masuka atas nama YS(27) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menusukkan sebilah pisau dapur kedalam perutnya. Peristiwa tersebut terjadi pada, senin(19/1) sekitar pukul 17.30 WIB didalam Rumah kontrakannya yang terletak di gang MTS, kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kabupaten Sintang.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dilapangan, YS nekat Mengakhiri hidupnya cengan cara sadis tersebut karena Depresi, setelah mengetahui istrinya yang sedang melakukan persalinan di RSUD Sintang Meninggal Dunia bersama dengan anak yang dikandungnya.
mengetahui kondisi korban yang sudah tak berdaya akibat luka tusuk yang dialaminya, warga setempat langsung menghubungi Polsek Sintang Kota. Tak lama kemudian petugas setempat langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan bergegas membawa YS ke RSUD Ade M Djoen Sintang dengan menggunakan mobil patroli.

” YS langsung kita bawa ke Rumah Sakit untuk diambil langkah medis, mengingat korban dalam keadaan kritis,” ujar Kapolsek Sintang Kota, AKP. Dedi F Siregar melalui sambungan telepon.

Dalam perjalan, YS dirujuk terlebih dahulu ke Klinik Assyifa yang tak jauh dari TKP. Namun akibat keterbatasan peralatan medis, membuat petugas memutuskan membawa ke RSUD Ade M Djoen Sintang.

Malang nasib YS, sudah satu jam berada di RSUD Ade M Djoen, korban belum mendapatkan upaya medis dari pihak rumah sakit pasalnya, tidak ada satu dokter pun yang standby dirumah sakit pada waktu tersebut

Perawat yang berada di tempat, hanya berani melakukan upaya dasar yakni memasang selang oksigen pada korban YS. Bahkan, pisau yang masih menancap pun belum dapat diangkat dari tubuh korban.

Yudi, Satu diantara pengunjung rumah sakit yang melihat kejadian tersebut, prihatin dan kecewa dengan upaya dari pihak RSUD yang tidak tanggap dalam menangani korban percobaan bunuh diri ini. Pelayanan terkesan lambat, padahal korban sudah terlihat kritis.

” Upaya dari perawat yang bertugas sudah cukup baik, dengan memberikan tanggapan awalnya. Namun, kenapa hingga saat ini korban tidak ada dokter yang menanganinya, korban sudah lemah, kritis, bahkan pisau masih menancap. Ini sangat mengecewakan,”katanya.

Terpisah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade Moch Djoen Sintang, dr. Rossa membantah bahwa pihaknya telah menelantarkan atau tidak tanggap dalam menangani pasien percobaan bunuh diri, Senin (19/1) kemarin. Begitu juga terhadap istri pasien yang meninggal saat melahirkan.

” Kita sudah menangani pasien tersebut sesuai prosedur yang tepat dalam tindakan medis,” ujar dr Rossa Selasa (20/1) saat ditemui diruangannya.

Diketahui, pasien YS kemarin sore melakukan upaya pencobaan bunuh diri, yang tindakan tersebut dilakukannya akibat depresi yang dilandainya pasca mengetahui istri dan anak yang dikandungan istrinya meninggal dunia.

Terkait meninggalnya istri pasien, dr. Rossa menjelaskan, pasien yang tengah mengandung 7 bulan masuk kerumah sakit sudah dalam keadaan demam. Setelah melalui pemeriksaan diketahui anak yang dikandungannya telah meninggal. Lalu dibawa keruang ICU untuk mendapatkan perawatan instensif. “Bayi dalam kandungan sudah meninggal satu hari yang lalu sebelum dibawa kerumah sakit,” katanya.

Setelah pagi Senin (19/1), masuk ruang ICU untuk ditangani secara intensif, pada sore hari pasien meninggal dunia. Diakibatkan adanya Sepsis atau proses infeksi, yang bisa dipengaruhi oleh pembusukan cabang bayi yang sudah lama berada di kandungan dalam kondisi tak bernyawa.

” Infensik ini bila sudah mngenai darah, dapat menjalar ke otak jantung dan organ tubuh lainnya. Itu yg menyebabkan fatal bahkan kematian. Infeksi ini kecil kemungkinan untuk diselamatkan,” jelasnya.

Pihaknya, tambah Rossa sudah berupaya secara intesif dalam menangani pasien. Tindakan dilakukan sesuai prosedur, tidak ada hal yang dilewatkan dalam penanganan.

” Saat itu, kita belum mengambil langkah medis. Sebab, Kita menunggu kondisi ibu kembali normal,tenang dan membaik, agar dapat dilakukan penanganan utk mengelurkan sibayi. Sebenarnya, kondisi seperti ini, bayi dapat keluar secara spontan, tanpa dibedah,” ungkapnya.

Saat bayi keluar secara spontan, pasien sempat mengalami kejang-kejang saat melahirkan.

” Bayi dapat dikatakan premature karena baru berusia 7 bulan dalam kandungan, dan berat 1 Kiloan,” jelasnya.

Sedangkan, terkait dengan pasien YS yang merupakan, Suami pasien meninggal saat melahirkan, kini kondisinya sudah berangsur membaiki, setelah berupaya melakukan tindakan pencobaan bunuh diri dengan menusukan pisau ke perutnya.

” Pasien sudah membaik, dokter bedah langsung datang, kita telah lakukan tindakan sesuai prosedur yakni melakukan operasi setelah keadaan umum pasien membaik,” jelasnya.

Tadi pagi, lanjutnya, pasien dicek kembali, tidak ada kondisi bagian tubuh rusak pasien yang terluka. Hanya bagian otot dan kulit yang mengalami luka akibat tusukan benda tajam.

” Pasien sudah dapat diajak bicara, dan masih dalam perawatan, beban psikis masih nampak dialami pasien,” katanya.

Untuk selanjutnya, pihak rumah sakit akan berkoordinasi dengan pihak terkait yakni organisasi atau lembaga komunitas masyarakat Kabupaten Landak untuk mencari tahu keberadaan keluarga korban.

” Pasien tidak memiliki keluarga disini, sedangkan jenazah istri pasien sudah kita serahkan ke organisasi warga pantai utara untuk dimakamkan di kampungnya yakni sambas,” pungkasnya.