
SINTANG-Pelayanan PLN Sintang kerap dikeluhkan masyarakat. Penyebabnya adalah lampu kerap mati tiba-tiba saat angin kencang dan hujan deras. Sehingga ada anggapan dari masyarakat Bumi Senentang yang mengatakan bahwa PLN Sintang takut hujan.
Merespon keluhan tersebut, Manager PLN Sintang Pamuji Irawan beralasan bahwa masih banyaknya pohon disekitar jaringan listrik membuat listrik kerap terganggu. “Ketika angin dan hujan, pohon-pohon tersebut tumbang menimpa jaringan. Makanya listrik tiba-tiba mati,” katanya.
Sebagian besar, kata Pamuji, pohon yang tidak dipangkas dekat jaringan berada di kampung-kampung. Dan sampai saat ini, PLN selalu kesulitan mengatasi masalah tersebut. “Karena ada warga yang tidak mau tanam tumbuhnya ditebang meski dekat jaringan, contohnya di daerah Senaning. Padahal keberadaan tanam tumbuh tersebut berpotensi mengganggu pelayanan listrik,” katanya.
Sebetulnya, kata Pamuji, ada anggaran yang disiapkan untuk mengganti tanam tumbuh yang ditebang dekat jaringan. “Anggarannya memang tersedia, tapi jumlahnya terbatas. Yang mengatur anggaran itu adalah PLN wilayah Sanggau dan harus dibagi ke Balai Karangan, Sanggau, Sekadau dan juga Sintang,” bebernya.
Ia mengatakan, untuk pemangkasan jaringan yang merupakan bagian dari pelayanan tekhnik, PLN memanfaatkan jasa pihak ketiga. “Kami menggunakan jasa vendor pelayanan tekhnik yang salah satu tugasnya memangkas pohon dekat jaringan,” katanya.
Pamuji menambahkan, di Sintang hanya dua jaringan yang 80 persen bebas dari gangguan pohon dekat jaringan.“Dari PLTD Menyurai ada tujuh jalur. Yang bebas dari pohon dekat jaringan (zero condition) hanya jalur Menyurai I dan Menyurai II. Jaringan ini berada di wilayah kota. Dari sisi tekhnis, pohon hanya berjarak 2,5 meter dari jaringan,” bebernya.
Daya Kurang
Pamuji Irawan juga menjelaskan kondisi daya PLTD Sintang yang tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat Bumi Senentang. “Saat ini daya mengalami defisit (kurang-red). Beban puncak mencapai 23 Mega Watt. Tapi kemampuan daya hanya 20 Mega Watt. Makanya masih terjadi pemadaman bergilir,” katanya.
Ia mengatakan, beban tertinggi di Sintang terjadi pada malam hari yakni pukul 18.00-19.00 wib. Pamuji juga tidak bisa memastikan kapan pemadaman bergilir akan berakhir. “Tapi, keberadan PLTU yang sedang dibangun bisa jadi solusi,” pungkasnya.