Gara-gara PETI dan Sawit, Populasi Ikan Berkurang

0
1818
DSC_0115
PETI yang merusak sungai membuat populasi ikan berkurang

LINTASKAPUAS.COM,SINTANG-Dulu, Ketungau dikenal sebagai surganya ikan air tawar. Saking banyaknya ikan, daerah ini sempat menjadi pemasok ikan konsumsi ke Kabupaten Sintang. Sekarang semua itu tinggal cerita. Apalagi sejak pertambangan emas di sungai semakin marak dan banyaknya perkebunan kelapa sawit di Bumi Senentang.

Kepala Desa Nanga Ketungau mengakui PETI dan sawit memberi dampak besar pada menurunnya populasi ikan. Karena, Sungai Ketungau yang dulunya bebas dari pencemaran, kini malah semakin tercemar.

“Ikan di Sungai Ketungau setiap tahun semakin berkurang, kondisi ini sudah terjadi sejak tahun 2007 dan 2008 ketika PETI marak di Sungai. Pencemaran sungai diperparah dengan banyaknya kebun sawit,” katanya.

Ia menceritakan, saat ikan air tawar mudah didapat, mencari ikan dengan memasang pukat di danau saja hasilnya melimpah, bahkan tidak mampu dibawa. “Sekarang, jangankankan mencari ikan di danau, di Sungai saja sangat susah. Untuk makan sehari-hari saja susah, apalagi untuk dijual,” katanya.

Selain karena PETI dan sawit, David tidak menampik masyarakat lemah dalam budidaya ikan. Budaya tangkap yang tidak memikirkan keberlangsungan populasi ikan juga menjadi penyebab ikan susah didapat.

“Ketika tahun 70-an belum mengenal jermal, ikan mudah dicari. Sekarang, dengan adanya benda seperti ini, ikan kecilpun habis ditangkap,” ucap dia.

Belongsong, produk olahan ikan andalan masyarakat Ketungau