Jaga Kebersihan Lingkungan Rumah Betang

0
2085
Rumah betang merupkan warisan budaya leluluhur yang mesti dijaga kelestarian dan kebersihannya, rumah betang mencerminkan kekompakan dan kebersamaan
Rumah betang merupkan warisan budaya leluluhur yang mesti dijaga kelestarian dan kebersihannya, rumah betang mencerminkan kekompakan dan kebersamaan

BENUA LANJAK—Kecamatan Batang Lupar menduduki rengking ke tiga terbanyak menderita demam berdarah setelah kecamatan Putussibau Utara dan Putussibau Selatan.Untuk itu Camat Batang Lupar Gunawan, S.Sos meminta seluruh masyarakat di kecamatan batang lupar selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah betang dan menertibkan seluruh binatang ternak agar tidak berkeliaran bebas.

“Saya sudah menyampaikan ke semua desa yang ada di kecamatan batang lupar agar masyarakatnya menjaga kebersihan lingkungan rumah betangnya, demikian juga pemukiman penduduk non rumah betang. Saya sudah meminta masyarakat yang memelihara binatang ternak seperti ayam, anjing dan babi agar dikadangkan supaya tidak berkeliaran bebas,” tutur Gunawan saat ditemui di Dusun Kapar.

Lingkungan yang kotor, merupakan tempat berkembang biak nyamuk DBD dan terbukti batang lupar pada akhir tahun 2014 ditetapkan sebagai daerah KLB DBD. Oleh karena itu, ia selalu menghimbau agar masyarakat selalu menjaga lingkungan agar bersih dan tidak melepas binatang ternaknya secara bebas. “Dari 10 desa, ada dua desa yang sudah mengandangkan binatang ternak miliknya,” jelasnya.

Dengan lingkungan bersih, sambung Gunawan lagi, tentu masyarakat sendiri yang merasakan susana nyaman dan tentram. Masyarakat jangan hanya bisa memelihara binatang ternak, tetapi tida bisa memeliharanya, sehingga mengotori lingkungan sekitarnya. “Desa Labian sudah tertib mereka sudah mengandangkan hewan ternaknya juga ada beberapa dusun yang sudah rapi dan bersih,” terangnya.

Gunawan mengaku tidak bosan-bosanya mengingatkan warga kecamatan batang lupar yang terdiri dari 10 desa untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhindari dari berbagai penyakit di antaranya DBD. “November dan Desember 2014 lalu banyak warga saya yang terserang DBD. Hanya saja saya tak tahu pasti berapa jumlah, karena puskesmas tak pernah lapor ke saya,” ucap Gunawan.

Kepala dinas kesehatan Kapuas Hulu dr H Harisson M Kes mengatakan status KLB DBD di kapuas hulu belum pernah dicabut. Nyamuk DBD tetap ada dan akan memangsa manusia jika kesadaran menjaga kebersihan lingkungan rendah. “DBD tetap ada jika lingkungan kotar. Kasus DBD terbanyak terjadi di Putussibau Utara 92 kasus, Putussibau Selatan 26 kasus dan Batang Lupar 13 kasus,” terangnya