Kedatangan mereka untuk menyaksikan Pekan Gawai Dayak ke-VIII tahun 2019 tingkat Kabupaten Sintang. Di bawah panas teriknya matahari, tak menjadi halangan untuk masyarkat menyaksikan rangkaian kegiatan yang dilangsungkan tersebut.
Nuansa kental akan budaya sangat terasa sekali pada kegiatan tersebut, seperti tarian, nyanyian dan juga atraksi-atraksi ekstrim yang ditampilkan. Warnah merah yang identik dengan suku Dayak inipun menghiasi Stadion Baning siang itu.
Kegiatan itu pun secara resmi dibuka Bupati Sintang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 7 kali, pembukaan tempayan tuak pamali oleh Wakil Bupati Sintang dan tarian massal oleh Sanggar Tariu Borneo.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang, Jeffray Edward mengatakan, gawai ini merupakan ungkapan syukur masyarakat atas usaha yang sudah dilewati dengan panen padi.
“Ini gawai yang ke-VIII. Gawai ini untuk ajang silaturahmi sesama masyarakat Dayak dan dengan etnis lain. Gawai ini sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan juga untuk menyatukan konsep mendukung pembangunan di sintang,” ujarnya.
Gawai Dayak yang merupakan program rutin DAD Kabupaten Sintang ini, kata Jeffray bentuk pembinaan dan pengembangan seni budaya dan tradisi masyarakat Dayak, dimana untuk memperkuat jati diri masyarakat Dayak di tengah bangsa Indonesia.
“Kami ingin melestarikan seni budaya yang ada. Pekan Gawai Dayak ini kami harapkan memberikan manfaat bagi masyarakat Dayak dan masyarakat lainnya. Mari kita bersama-sama membangun masyarakat Dayak di Kabupaten Sintang,” ujarnya.
Jeffray yang juga merupakan Ketua DPRD Kabupaten Sintang ini mengungkapkan, kemajuan jaman dan teknologi saat ini tidak mampu dibendung. Maka dari itu, jangan sampai masyarkat Dayak tertinggal oleh kemajuan jaman tersebut.
“Mari kita kembangkan dan bangun masyarakat Dayak di Sintang ini. Terima kasih kepada Pemkab Sintang yang sudah membangun secara fisik kawasan pedalaman. Kami minta dan dorong agar Pemkab Sintang terus memfokuskan pembangunan kawasan terpencil dimana masyarakat Dayak tinggal,” harapnya.
Ia juga minta agar pembangunan rumah Betang Tampun Juah di Jerorra Satu segera tuntas, karena bangunan ini penting dan menjadi simbol masyarakat Dayak. “Saya senang ada beberapa lomba yang mulai dilaksanakan di Betang Tampun Juah,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Sintang, Jarot Winarno yang secara langsung membuka kegiatan ini, mengajak seluruh masyarakat Bumi Senentang untuk turut memajukan dan bangun masyarakat Dayak yang tinggal di pelosok.
“Tantangan Kabupaten Sintang ini adalah masih masuk kategori daerah tertinggal. Nah itulah yang harus kita perjuangkan bersama untuk memajukannya,” terang Jarot.
Masyarakat Dayak Kabupaten Sintang, kata Jarot juga harus bangga, karena anggota DPR RI terpilih dari Dapil II Kalbar. Semuanya berjumlah empat orang yang berasal dari masyarakat Dayak. Jarot juga mersa senang mendengar semua kecamatan bisa mengikuti Gawai Dayak tahun 2019 ini.
“Kebersamaan ini menjadi lokomotif kemajuan masyarakat kita. Sintang ini salah satu kabupaten yang memutuskan adanya hutan adat dan wilayah adat. Kami tidak hanya mengakui keberadaan masyarakat adat, tapi juga wilayah dan hutan adat. Kita terus dukung perkembangan seni budaya Dayak di Kabupaten Sintang,” tegasnya.
Sementar itu, Ketua Panitia Pekan Gawai Dayak Kabupaten Sintang Tahun 2019, Yustinus menyampaikan, bahwa tujuan kegiatan ini untuk menumbuhkan dan mempertahankan nilai seni budaya Dayak di Kabupaten Sintang.
“Gawai Dayak ini juga merupakan bentuk implementasi dari visi dan misi DAD Kabupaten Sintang,” terangnya.