LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Usai menyambangi SMKN 1 Sintang, Komisi C melanjutkan sidak ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Tuah mengasih menuturkan, pihaknya sengaja sidak ke tempat itu karena Labkesda kurang optimal dalam menggali pendapatan daerah dan juga melakukan pelayanan pada masyarakat.
“Kami ingin Labkesda optimal dalam menggali pendapatan daerah, mengingat sarana dan prasarana serta SDM-nya lengkap. Yang jadi masalah, kenapa mereka bisa kalah dengan swasta. Artinya manajemennya kurang bagus. Promosinya juga kurang,” nilai Tuah.
Contohnya, kata politisi Dapil Sepauk-Tempunak ini, ketika masyarakat ingin periksa darah. Ada salah satu pemeriksaan yang tidak bisa dilakukan. “Dengan kunjungan ini, kami tidak ingin potensi Labkesda disia-siakan. Kenapa lab swasta bisa hidup dan semakin bertambah sementara Labkedsa tidak optimal. Kalaupun Labkesda menyumbang pendapatan daerah hingga Rp100 juta per tahun, menurut saya masih rugi. Karena peralatannya sangat mahal,” katanya.
Ia mengaku mendapat banyak keluhan mengenai pelayanan Labkesda. Bahkan dirinya sendiri dan beberapa anggota dewan lain juga mengalaminya. “Saya pernah mengalaminya. Ketika periksa darah, di lab swasta bisa selesai 1 jam. Di Labkesda malah lebih lama. Kalau sudah masuk istirahat siang, disuruh mengambil hasil lab keesokan harinya. Padahal, sebagian besar penyakit ditentukan oleh hasil periksa darah. Kalau harus menunggu besok, diagnosa penyakit akan lebih lama,” bebernya.
Semestinya, kata Tuah, Labkesda yang merupakan UPT di-support penuh oleh Dinas Kesehatan. Mereka harus memberikan pemahaman kalau Labkesa tugasnya bukan hanya memeriksa darah, tapi juga menggali PAD. “Karena banyak contoh di luar pulau, Labkesda menyumbang pendapatan daerah yang tinggi. Seharusnya hal yang sama juga bisa dilaksanakan Labkesda Sintang. Apalagi yang periksa darah juga dari Sekadau maupun Melawi. “Kalau dipromosikan, pengunjungnya akan bertambah dan pendapatannya juga meningkat. Kalau peralatannya kurang, silakan ajukan. Tapi harus jelas output-nya,” tegasnya.
Kepala Labkesda, Kamarudin mengatakan, apa yang disampaikan Komisi C DPRD Sintang menjadi masukan bagi pihaknya. “Ini akan menjadi bahan evaluasi kami untuk bekerja lebih baik lagi. Soal alat, memang agak kurang, contohnya peralatan bakterilogy. Mudah-mudahan bisa dipenuhi. Agar tidak harus ke Pontianak,” harapnya.
Soal cek darah, ia menglaim rata-rata memerlukan waktu 1 jam. Termasuk pemeriksaan kolesterol, glukosa, asama urat dan lainnya. “Kalau tarif, sesuai Perda tahun 2012,” ucapnya.(yusrizal)