Lada Selamatkan Ekonomi Warga Perbatasan

0
1830
Heri Jamri
Heri Jamri

LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Disaat harga komoditi karet dan sawit terjun bebas, lada menyelamatkan ekonomi masyarakat perbatasan. Menurut Anggota DPRD Sintang Dapil Ketungau Heri Jambri, warga menggantungkan ekonominya pada lada karena harganya cukup mahal. “Harga perkilo lada putih lebih dari Rp100 ribu. Kalau lada hitam rata-rata Rp90-100 per kilogram,” katanya.

Jika masyarakat menanam lada India, kata Heri, panen bisa dilakukan berkelanjutan. Bahkan setiap hari karena berbuah terus. “Kalau lada biasa, delapan bulan sudah bisa panen. Rata-rata panen sekali setahun,” bebernya.

Selain harga yang mahal, masyarakat juga diuntungkan dengan mudahnya menjual lada. Pangsa pasarnya tak hanya ditingkat lokal, tetapi juga dijual hingga ke Malaysia. “Sekarang, yang berani membeli dengan harga tinggi berasal dari Surabaya. Harganya mahal karena langka, sementara kebutuhan banyak,” bebernya.

Heri mengatakan, meski harga lada sedang bergairah, warga di perbatasan Sintang yang mempunyai kebun karet belum tergerak untuk mengalihfungsikan lahan. “Yang punya kebun karet tetap dipelihara. Namun, ada juga yang tidak tahan dengan rayuan perusahaan sawit. Saat harga karet mahal, mereka menyerahkan lahan ke perusahaan. Ini yang saya sesalkan, sekarang mereka baru menyesal,” katanya.

Ia mengatakan, rata-rata warga yang ekonomi cukup baik mempunyai kebun lada kurang lebih setengah hektar. “Kalau dia punya 100 pohon saja, hasilnya bisa ratusan juta. Jumlah itu sangat besar, apalagi dalam jangka waktu sekitar delapan bulan saja,” bebernya.

Sayangnya, petani lada di perbatasan tidak pernah diperhatikan pemerintah. “Mereka tak pernah diberi penyuluhan, selama ini jadi petani mandiri. Padahal mereka inilah yang mampu membeli mobil kayak beli kerupuk. Di Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah, banyak petani lada yang mampu membeli Fortuner, Hilux dan Strada. Saya sangat bangga dengan mereka. Karena tanpa campur tangan pemerintah mereka bisa hidup lebih sejahtera,” katanya.

Kedepan, ia berharap pemerintah lebih peduli untuk membantu petani lada di perbatasan. Agar mereka bisa meningkatkan hasil produksinya. “Dan tanah yang tidak subur, bisa diolah menjadi lahan potensial dengan adanya campur tangan pemerintah,” tegasnya.(yusrizal)