![Keterbatasan Ruang Rawat Inap, membuat salah seorang anak terpaksa menjalani perawatan di Selaras RSUD Sintang](http://www.lintaskapuas.com/wp-content/uploads/2014/09/Keterbatasan-Ruang-Rawat-Inap-membuat-salah-seorang-anak-terpaksa-menjalani-perawatan-di-Selaras-RSUD-Sintang-300x225.jpg)
LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Membludaknya Pasien Demam Berdarah Dugue(DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade Moch Djoen Sintang membuat sejumlah pasien terpaksa dirawat diselaras rumah sakit karena terbatasnya ruang inap yang dimiliki rumah sakit.
“Jumlah pasien DBD yang masuk kerumah sakit ini terus bertambah, sementara fasilitas ruang rawat inap yang dimiliki RSUD Sintang ini masih terbatas, sehingga sebagian pasien terpaksa dirawat diselaras, “ungkap Direktur RSUD Ade Moch Djoen Heri sinto Linoh kepada sejumlah wartawan, Selasa (23/9).
Meski demikian, lanjut Sinto, pasien sampai harus dirawat di selasar hanya situasional. Lantaran dipaksa keadaan. Akan tetapi tidak mengurangi pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien. Semua pelayanan sama tidak ada perbrdaan, “tegasnya.
Sinto menuturkan bahwa jumlah ranjang tidur yang dimiliki RSUD Sintang saat ini masih terbatas jika dibandingkan dengan jumlah pasien yang dirawat. “saat ini jumlah keseluruhan ranjang tidur yang dimiliki rumah sakit ini hanya 126 ranjang, sementara jumlah pasien yang menjalani perawatan sekitar 140 orang, oleh sebab itu masih ada sebahagian pasien yang tidak mendapatkan tempat tidur, “tuturnya.
Ia juga mengatakan, pasien yang dirawat dirumah sakit saat ini mayoritas pasien pendrita penyakit DBD. “pasien DBD dirumah sakit ini membludak, hampir perharinya itu 4-5 orang yang masuk dan angkat tersebut tergolong tinggi jika dibandingkan dengan sebelumnya, itu sebabnya wabah DBD ini menjadi Kejadian Luar biasa(KLB). dan 99 persennya itu adalah anak-anak,” kata Sinto.
Ia menambahkan bahwa sejak selasa kemarin(23/9) jumlah pasien DBD yang masih menjalani perawatan di RSUD Sintang sebanyak 20 pasien dan Semuanya adalah anak-anak. “jika kita hitung sejak awal bulan januari hingga september yang sudah memasuki minggu ke 33, jumlah penderita penyakit DBD yang masuk ke RSUD Sintang mencapai 286 orang dan delapan diantaranya sudah meninggal dunia, jumlah tersebut juga ada yang dari luar Sintang, atau pasien rujuan, “jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, Sinto meminta kepada masyarakat kabupaten Sintang agar selalu waspada terhadap penyebaran nyamuk penyebab DBD. Kemudian bila menemukan anggota keluarga dengan gejala demam, selama tiga hari tidak kunjung turun panasnya, terutama yang masih anak-anak, agar segera dibawa ke rumah sakit. “Kita lebih baik waspada ketimbang terlambat. DBD harus cepat ditangani sebelum kondisinya syok, termasuk pasien DBD meninggal, hampir semua kasusnya karena keterlambatan ditangani. Pasien DBD, jika terlambatakan parah dan dipastikan akan ada keluar darah dari hidung maupun mulut pasien, “pungkas Sinto(Hery Lingga)