LINTASKAPUAS.COM,SINTANG – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat Alexius Akim menilai penerapan kurikulum 2013 terkesan dipaksakan. “Penerapan kurikulum 2013 kendalanya luar biasa. Seharusnya tidak terburu-buru, karena secara nasional belum siap,” tegasnya.
Ia mengatakan, peran guru sebagai penyampai ilmu dalam penerapan kurikulum 2013 sangat penting. Karena guru sudah diberikan workshop implementasi kurikulum 2013. Hasil workshop ini bisa digunakan sebagai bahan ajar. “Untuk murid, mereka dibekali CD pembelajaran yang nantinya bisa dicetak sendiri, bisa juga menggunakan m-focus,” katanya.
Menurutnya, penggunaan CD pembelajaran untuk murid susah diaplikasikan di sekolah-sekolah pedalaman. Karena, tidak semua tersentuh listrik. “Jalan keluarnya, CD tersebut harus diprint, ini yang bikin repot,” katanya.
Meski menemui banyak kendala, Dinas Pendidikan tetap mensosialisasikan kurikulum 2013 ke sekolah-sekolah diseluruh Kalbar. “Tugas di provinsi sudah saya laksanakan. Dua minggu lalu anggaran untuk membeli buku sudah disalurkan,” katanya.
Namun yang menjadi masalah, kata dia, buku pendukung kurikulum 2013 belum tiba. “Kalau kondisinya seperti ini, buku apa yang mau dibeli,” tanya dia.
Dengan adanya kondisi tersebut, Akim sudah mengintruksikan kepada kepala dinas pendidikan di kabupaten-kabupaten supaya melarang kepala sekolah membeli buku bila belum tersedia. “Yang ingin saya tekankan disini adalah, ada barang ada uang. Ketika buka tersedia, baru dibayar,” katanya.
Mengenai daya dukung guru, masih terkendala banyaknya tenaga pendidik yang belum mendapat workshop implementasi kurikulum 2013. “Baru sekitar 50 persen guru yang mendapatkan workshop. Sambil kurikulum dilaksanakan, workshop tetap berjalan,” tegasnya.
Ia mengakui, banyak hal yang harus di-upgrade untuk meningkatkan kemampuan guru, salah satunya kemampuan profesi. “Jangan sampai seperti beberapa waktu lalu, ada guru dites Matematika malah tidak lulus. Padahal ia sendiri adalah guru Matematika. Seharusnya, kompetensi profesi harus memenuhi standar,” ucap dia.
Guru juga harus mempunyai kompetensi sosial, kemampuan pribadi dan juga kemampuan pedagogik. “Guru harus mempunyai empat kompetensi, bila itu terpenuhi baru bisa disebut guru professional,” pungkasnya.