Perusahaan Sawit Bangun kemitraan Via Koperasi Lokal

0
2984
Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M. Si saat melakukan penanaman perdana sawit hasil kemitraan antara 5 koperasi dengan PT. Kencana Alam Permai di Desa Bangun Kecamatan Sepauk
Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M. Si saat melakukan penanaman perdana sawit hasil kemitraan antara 5 koperasi dengan PT. Kencana Alam Permai di Desa Bangun Kecamatan Sepauk

LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Banyak perusahaan perkebunan yang serius meningkatkan perekonomian Masyarakat Kabupaten Sintang dengan cara membangun kemitraan melalui koperasi lokal. Dan diharapkan memalui kemitraan antara perusahaan perkebunan dengan masyarakat tersebut bisa menjadi percontohan bagi perusahaan dan masyarakat dari tempat lain.

Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M. Si saat melakukan penanaman perdana sawit hasil kemitraan antara 5 koperasi dengan PT. Kencana Alam Permai di Desa Bangun Kecamatan Sepauk pada Senin(27/10)

Ia mengatakan dalam rangka menyongsong pemberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pembangunan kebun masyarakat yang mandiri merupakan salah satu cara untuk mempersiapkan diri. “Kita memang jangan sampai banyak omong tetapi bekerja dan bekerja sebagaimana arahan dan himbauan Bapak Presiden Joko Widodo, “ucap Milton.

Milton menuturkan masalah Batas Desa diharapkan masyarakat untuk tidak saling ngotot tetapi saling melengkapi. “Supaya menjadi petani karet dan sawit yang sukses masyarakat harus menerapkan prinsip kerja % AS dan menjauhi 5 L. Dan harus ada kombinasi usaha masyarakat yakni karet dan sawit” harap Bupati Sintang.

Sementara, Darius Anu selaku perwakilan 5 koperasi yakni Koperasi Raja Swa dan Koperasi Bui Nasi Desa Bangun, Koperasi Betung Jaya Desa Sungai Buluh, Koperasi Kelangau Bersatu Desa Riam Kempadik, dan Koperasi Mutiara Kujau Desa Kuala Tiga menyampaikan bahwa penanaman sawit ini merupakan bentuk kemitraan perkebunan kelapa sawit dengan koperasi lokal.

“Jika kita membangun kemitraan dengan baik, maka banyak hal positif yang diperoleh. Perusahaan juga sudah mempercayai koperasi lokal disini karena sudah memiliki kekuatan hukum. Kami juga mengusung konsep petani sawit mandiri. Saat ini yang akan dibuka mencapai 260 hekatr dengan 65 orang anggota. Kami buka lahan baru dan tidak menebang pohon karet karena kami ingin membangun sawit dan karet secara bersama-sama” tegas Darius Anu.

“Bahkan, lanjut Darius, kami juga berkomitmen memperkuat ketahanan pangan di sini. Dalam pengelolaan koperasi yang bermitra dengan perusahaan perkebunan, kami sampai harus belajar ke koperasi di Kecamatan Binjai Hulu bahkan sampai ke Propinsi Kalimantan Timur. Pembangunan jalan, jembatan dan pendidikan sudah dilakukan oleh PT. Kencana Alam Permai” jelas Darius Anu.

Sementara Muhammad Kuswono direksi PT. Kencana Alam Permai menjelaskan bahwa demi memperkuat pola kemitraan dengan masyarakat, pihaknya harus membuat Memorandum Of Understanding (MoU) antara perusahaan dengan koperasi. Dengan MoU ini sangat jelas hak dan kewajiban masyarakat dan perusahaan.

“perusahaan kita juga sudah menjadi anggota RSPO sebagai bukti bahwa kita akan mengelola perkebunan sawit dengan sangat serius. Di Sepauk ini kami membangun pola kemitraan 70:30. Plasma juga ada dua jenis yakni plasma di dalam ijin lokasi dan plasmadi luar ijin lokasi yang kami sebut plasma mandiri. Lahan plasma dan inti juga sudah ditentukan wilayah dan batasnya” jelas Muhammad Kuswono.

Pembangunan kebun ini, Lanjut Kuswono, juga kita berikan subsidi 15 persen dari nilai investasi. Serta untuk land clearing dan bunga kita berikan subsidi. Saat ini kita sudah bangun 3.000 hektar dan sudah mulai tanam. Kita juga sudah berikan Coorporate Social Responsbility (CSR) dengan membangun rumah belajar untuk anak-anak, memberikan beasiswa kuliah gratis untuk 6 mahasiswa yang sudah belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta selama 4 tahun. Kerjasamanya langsung dengan rektornya, kita bayar langsung ke kampusnya” jelas Muhammad Kuswono.

Ia juga menambahkan bahwa Sebagian besar pekerja diperusahaan tersebut adalah masyarakat setempat, hanya saja jika masyarakat setempat tidak memenuhi tenaga kerja maka pihak perusahaan akan mengambil pekerja dari luar dan sampaii saat ini sudah ada 600 orang pekerja. “Mari kita bangun kemitraan yang baik sehingga perusahaan dan masyarakat bisa sama-sama berkembang sehingga nanti kita akan bangun pabrik CPO” tambah Muhammad Kuswono.

Camat Sepauk Agrianus menyampaikan bahwa ada banyak perusahaan di kemudian hari ingkar janji dngan masyarakat karena alasan pimpinan perusahaan berganti, sehingga perjanjian perusahaan dengan masyarakat sudah kami antisipasi dengan di notariskan.

“masyarakat sebenarnya tidak anti sawit yang penting adalah bentuk dan sistem kemitraan saja. Desa Bangun dan Riam Kempadik sebelumnya masuk desa terisolir, tetapi dengan adanya masuknya perusahaan, saat ini sudah terisolasi, kalau menunggu dana pembangunan dari pemerintah, kita tidak tahu kapan jalan ini bisa dibangun” jelas Agrianus.(saleh Inkom)