LINTASKAPUAS.COM,KAPUAS HULU-Komandan Brigif 19/Khatulistiwa, Kolonel Inf. Andi Chandra As’aduddin SE memnta setiap prajurit Batalyon 644 Walet Sakti dituntut untuk memiliki mobilitas tinggi, mampu beraksi cepat dan bergerak mendekati musuh secara senyap serta tepat dalam menentukan sasaran. Karena sebagai prajurit yang menjaga kedaulatan NKRI di perbatasan kesiapan tersebut sangat dibutuhkan.
“Sebagai batalyon perbatasan, prajurit batalyon 644 walet sakti memegang peranan sangat penting dan sangat strategis. Hindari perkelahian dengan sesama prajurit, apalagi dengan masyarakat,” tegas Andi Chandra, saat memimpin upacara serah terima jabatan (sertijab) Komandan Batalyon Infanteri 644/Walet Sakti dari Letkol Inf Nico Reza H Dipura kepada Mayor Inf Marsana, Senin (22/12) siang.
Lebih lanjutDanbrigif 19 menegaskan, Komdan Balyon Walet Sakti harus dapat mengupayakan peningkatan kapasitas personil TNI-AD yang ada. “Komdan Batlyon harus mampu meningkatkan kapasitas personil dengan melaksanakan pelatihan secara teratur,terarah dan berlanjut, terutama untuk memenuhi 10 kemampuan standar prajurit TNI angkatan darat,” tegas Danbrigif 19 KH.
Selain pelatihan, Lanjut Chandra, pemeliharaan dan perawatan terhadap alat kelengkapan dan alusista (alat utama sistem senjata) harus dilakukan secara rutin dan terus menerus agar mencapai usia pakai yang optimal, disamping meminimalisir kecelakaan dalam penggunaannya. Berkenaan dengan sertijab, sambungnya, hal tersebut disamping pengangkatan juga merupakan kepercayaan.
Perlu disadari, ini adalah amanah yang disertai tuntutan kerja keras dalam melakukan perubahan. “Tujuan sertijab ini agar membawa oranisasi mengukir prestasi dan menciptakan kondisi di dalam jadi lebih baik. Pimpinan dan seluruh staf perwira Batlyon Walet Sakti mesti melakukan pengawasan personil, introspeksi, koreksi terhadap peningkatan kinerja dan tertib administrasi,” tegasnya.
Hindari tindakan koruptif dan manipulasi yang dapat menghancurkan citra TNI-AD. Selain itu jauhkan sikap arogansi dan main hakim sendiri, hindari perkelahian dengan aparat lainnya dan masyarakat. “Kita harus mampu menciptakan kemanunggalan TNI, wujudkan jati diri sebagai tentara rakyat, pejuang dan tentara nasional yang profesional dalam menjalankan tugas prajurit,” tegas Chandra.