Rumah Sakit Apung (RSA) Lakukan Pelayanan di Sintang

0
2111
Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya I sandar di Dermaga Sungai Durian Sintang untuk memberikan pelayanan medis
Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya I sandar di Dermaga Sungai Durian Sintang untuk memberikan pelayanan medis

Setelah melakukan pelayanan di sejumlah daerah Indonesia, Rumah Sakit Apung (RSA) yang dipimpin dr.Lie Dharmawan akhirnya sandar di Sintang. Tim pelayanan medis doctorSHARE ini melakukan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat miskin Sintang sejak 16 Juni.

Untuk melakukan pelayanan medis di Sintang, dr.Lie Dharmawan membawa tim sebanyak 15 orang yang terdiri dari dokter, perawat dan sukarelawan. “Disini, yang bisa kami lakukan akan ditangani. Hari ini saja kami melakukan 17 operasi mayor,” katanya.

Selama melakukan pelayanan di Sintang, sambung dr.Lie, dirinya sebagai ahli bedah melihat pasien paling banyak adalah hernia. “Di Kalbar, kami sudah melakukan pelayanan di Ketapang tahun 2014 lalu. Pontianak juga sudah, sekarang di Sintang,” katanya.

dr.Lie mengatakan, pelayanan Rumah Sakit Apung (RSA) sudah dilakukan sejak tahun 2013 lalu. RSA pertama yang dimilikinya berupa kapal bekas dari kayu berukuran kecil. “Ukurannya 23,5×6,5 meter. Saya jual sebuah rumah, saya beli kapalnya kemudian dirombak. Setiap bulan, penghasilan saya masuk ke sana untuk merombak kapal menjadi rumah sakit apung pertama di dunia,” bebernya.

Dengan kapal tersebut, kata dr.Lie, dirinya dan tim kemudian menghampiri orang-orang yang membutuhkan pelayanan medis. Salah satunya dengan mendatangi pulau-pulau terpencil hingga ke Papua. “Seiiring berjalannya waktu sejak tahun 2013 lalu kami melakukan pelayanan, ada yang tergerak menyerahkan kapal untuk dirombak menjadi rumah sakit. Salah satunya Yayasan Ekadarma dan PT Masa,” katanya.

Untuk menjalankan operasional RSA, dr.Lie mengatakan pihaknya mengandalkan dari urunan. “Dana-nya dari kita, oleh kita, untuk kita. Kami tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, konglomerat. Orang yang berpartisipasi membantu kami adalah mereka yang menganggap tindakan kami lakukan sesuatu yang baik, kemudian menyumbang,”jelasnya.

dr.Lie menuturkan, setiap bulannya sekitar 400-500 orang yang menyumbang untuk membantu. “Jumlahnya berbeda, ada Rp10ribu, Rp 1 juta bahkan lebih. Setiap bulan selalu ada yang menyumbang,” bebernya.

Penanggung jawab kegiatan bakti sosial di Sintang, Titus mengatakan masyarakat sangat antusias untuk berobat di RSA yang sandar di Dermaga Sungai Durian.”Animo masyarakat untuk berobat luar biasa, yang mendaftar bahkan ratusan orang. Bahkan kalangan yang berduit juga berminat. Namun aksi sosial ini fokus pada masyarakat miskin saja,” katanya.

Pelayanan medis RSA, kata Titus, dilakukan sejak jam 7 pagi sampai selesai. “Syaratnya menunjukan surat keterangan tidak mampu dari desa dan KTP,” bebernya.