Perguruan Tinggi Terakreditasi Tak Menjamin Kualitas Individu
LINTASKAPUAS.COM, SINTANG- Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persada Khatulistiwa Sintang, Rafael Suban Beding menilai tidak tepat apabila akreditasi menjadi salah satu patokan untuk mengikuti seleksi Calon Penerimaan Pegewai Negeri Sipilil (CPNS) tahun 2014. “Perguruan Tinggi terakreditasi A atau B tidak menjamin kualitas individu. Bisa saja lulusan Perguruan Tinggi akreditasi C memiliki kemampuan yang lebih baik,” nilai dia.
Menurutnya, seleksi CPNS adalah tes kompetensi pribadi seseorang. Oleh karena itu, ada baiknya seleksi dilakukan secara cara terbuka, bukan mengkotak-kotakan Perguruan Tinggi berdasarkan akreditasi. “Lagipula, keberhasilan sesorang menempuh pendidikan bukan semata-mata Perguruan Tinggi yang menentukan. Tetapi kembali lagi ke kemampuan individu. Lulusan perguruan tinggi yang bagus tidak menjamin kualitas,” tegasnya.
Seandainya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menjadi patokan seleksi CPNS, Rafael juga tidak sependapat. “Karena, ada Perguruan Tinggi yang terkesan mengobral IPK. Lagipula, seleksi CPNS itu bukan tes Perguruan Tinggi, tapi individu,” ucap dia.
Rafael mengatakan, bila akreditasi Perguruan Tinggi menjadi patokan dalam penerimaan CPNS, sama saja mematikan peluang masyarakat yang berada di pedalaman untuk menjadi abdi negara. Karena, tidak semua orang tua mampu menguliahkan anaknya di Perguruan Tinggi terakreditasi A atau B. Selain pertimbangan biaya, jarak juga menjadi pertimbangan mereka.
“Akhirnya, mereka memilih kampus lokal, karena terjangkau dan lebih dekat dengan mereka. Makanya, saya setuju ada pengecualian soal akreditasi Perguruan Tinggi ini, khususnya untuk kabupaten yang sedang berkembang,” pungkasnya. (izalbota)