LINTASKAPUAS.COM,KAPUAS HULU-Kendati secara yuridis formal, taman nasional milik pemerintah pusat dan ada kantor resmi di kabupaten kapuas hulu. Pembalakan liar terhadap hutan di kawasan taman nasional betung kharihun (TNBK) tetap saja terjadi. Dan itu di akui Dandim 1206 Putussibau Letkol Inf Vivin Alivianto, telah terjadi pembalakan hutan di kawasan TNBK sebagaimana laporan masyarakat sekitar kawasan.
Hanya saja, kayu-kayu yang ditebang tersebut berada di perbatasan antara Malaysia Serawak bagian timur yang berbatas langsung dengan Kecamatan Batang Lupar dan Embaloh Hulu. Dan itu terjadi di perkirakan dalam bulan-bulan ini. “Sekitar dua minggu lalu ada laporan dari warga yang mendengar suara-suara deru mesin yang di duga melakukan illegal logging di perbatasan negara ini,” jelas Vivin.
Masyarakat yang mendengar suara deru mesin tersebut tengah mencari gaharu alam didalam hutan. Setelah pulang, laporkan ke Koramil. “Saya pernah turun langsung, tetapi tidak menemukan aktivitas dilapangan, hanya bekas, tetapi belum begitu lama. Malaysia tidak mungkin berani mencuri sendiri tanpa dibekengi atau dibantu warga Indonesia yang paham daerah tersebut” ujar Vivin, Senin (26/1).
Dijelaskan Vivin, setelah menerima laporan tersebut TNI bersama Balai Besar TNBK langsung turun kelapangan untuk melakukan pengecekan. Di lokasi yang dimaksud memang banyak bekas pohon-pohon yang ditebang. “Lokasi hutannya berbatasan dengan Malaysia. Pohon-pohon masuk lokasi Malaysia sudah banyak yang ditebang, kemudian ada juga masuk wilayah Indonesia,” kata Dandim.
Mantan anggota Kopassus ini mengaku belum tahu siapa yang melakukan pembalakan liar tersebut. Namun ia yakin warga Malaysia tak bisa bekerja sendiri tanpa orang Indonesia. “Yang bekerja orang Indonesia, tetapi kayu langsung di jual ke sebelah, tinggal guling. Kalau warga Indonesia pelakunya, belum tentu juga warga setempat, tapi orang dari tempat lain yang paham lokasinya,” tutur Dandim.
Pada kesempatan yang sama Dandim juga mengungkapkan Rabu (28/1), Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam) Ryamizard Ryacudu akan mengunjungi Kecamatan Badau. Kedatangan Menhankam ini, selain untuk mengecek perbatasan Kapuas Hulu juga akan melakukan peletakan batu pertama pembangunan jalan-jalan yang menghubungkan antar pos pengamanan perbatasan.
“Selama ini antar pos-pos yang ada tidak memiliki jalan sendiri, harus memutar melalui jalan utama. Dengan dibangunnya jalan yang menghubungkan antar pos, maka akan memudahkan prajurit untuk melakukan patroli dan mengantisipasi berbagai penyeludukan di perbatasan. Saat ini TNI dan TNBK sedang lakukan penelusuran terkait informasi ada pembalakan hutan TNBK di perbatasan,” jelasnya.
Jarak tempuh menuju lokasi dari kota kecamatan Batang Lupar maupun Embaloh Hulu sangat jauh dengan medan yang saat berat, hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Jadi tidak heran ketika aparat tiba dilokasi, sudah tidak ada aktivitas. Karena perjalanan kaki menuju lekosi begitu berat, naik dan turun gunung mengakibat perjalanannya jadi lima, empat sampai lima hari perjalanan kaki.
“Sampai sekarang mereka dari anggota koramil masih dalam perjalanan pulang, lokasinya cukup jauh dari pemukiman penduduk. Sepulang dari lokasi mereka langsung lapor. Jika ditemukan pelakunya, tentu akan ditindak tegas,” ungkap Vivin. Informasi yang dihimpun Pontianak Post. Lokasi yang jadi sasaran empuk pelaku ilegal loging ada di perbatasan malaysia dengan kecamatan Batang Lupar dan embaloh hulu selain medannya sangat berat lokasi juga sangat jauh dari pemukiman penduduk.