LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Rencana Operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap(PLTU) sungai Ringin tahun 2015 gagal terealisasi dengan alasan tidak mampu membeli mesin disebabkan, anggaran yang sudah disusun tidak sesuai dengan harga mesin luar negeri karena terjadinya fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar.
Hal tersebut terungkap saat pihak PT. PLN menggelar persentasi realisasi pembangunan PLTU sungai ringin yang berlokasi diwilayah kelurahan kedabang bertempat dirumah jabatan Bupati sintang, kemarin.
I Wayan Semudiarsa Manager PT PLN UPK Pembangkit Kalimantan Barat I memaparkan bahwa melihat kondisi krisis kelistrikan di Kalbar, biaya Pokok Penyediaan tenaga listrik (BPP) yang cukup tinggi (100% BBM) serta rasio elektrifikasi Kalimantan Barat yang rendah, maka sebenarnya sangat penting untuk mempercepat penyelesaian pembangunan PLTU.
“untuk UPK Pembangkit Kalimantan 1 ada tiga proyek yang sedang dikerjakan yakni proyek PLTU 1 Kalbar di Parit Baru dengan kapasitas 2×50 MW, proyek PLTU Ketapang dengan kapasitas 2×10 MW, dan proyek PLTU Sintang 3×7 MW” jelas I Wayan Semudiarsa.
“proyek PLTU Sintang yang ada di Sungai Ringin, fisiknya dikerjakan oleh PT Adikarya. Sampai saat ini perkembangan dari sisi engineeringnya sudah mencapai 4,4%, procurement mencapai 50,6% dan construction 15,8% jadi total perkembangan sudah menjadi 70,9%. Kita mengalami masalah dengan fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar karena mesin semua dari luar negeri sehingga anggaran yang sudah disusun sebelumnya sudah tidak relevan khususnya mengenai harga mesin sehingga kami harus susun ulang anggarannya. Tetapi kita tetap optimis PLTU Sungai Ringin akan dioperasikan tahun 2016” jelas I Wayan Semudiarsa.
“persoalan lain adalah adanya titik persilangan antara access Jetty proyek PLTU Sintang dengan jalan masyarakat Kedabang – Tempunak yang berlokasi di dekat dermaga Kedabang, sehingga jalan masyarakat ini perlu direlokasi, kondisi jalan masuk dari Jalan Raya Sintang – Sekadau menuju PLTU Sintang kurang memadai untuk menunjang kegiatan pembangunan dan operasional PLTU Sintang (3×7 MW), sehingga jalan ini perlu kiranya diadakan perbaikan secara permanen serta adanya masalah internal/finansial kontraktor” tambah I Wayan Semudiarsa.
Sementara Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M. Si akan mengusulkan pembiayaan jalan masuk ke Sungai Ringin kepada pemerintah pusat supaya dianggarkan, karena anggarannya sangat besar, supaya jalan tersebut memiliki kekuatan yang maksimal dan bisa dilewati oleh mobil tronton.
“saya minta Bappeda membuat rapat membahas perkembangan PLTU ini minimal 2 bulan sekali dan membentuk tim kecil guna berkoordinasi dengan berbagai pihak supaya operasional PLTU ini bisa dipercepat” pinta Bupati Sintang.
Kepala Bappeda Ir. Florentinus Anum, M. Si menyampaikan pihaknya akan segera membentuk tim guna bersama pihak PLN mengatasi berbagai persoalan dalam menyelesaikan operasional PLTU khususnya sesuai kewenangan yang ada di Pemkab Sintang.
“kita selain melakukan perencanaan, maka kita juga akan melakukan evaluasi dan pengendalian terhadap perencanaan yang sudah dibuat terhadap semua hal termasuk dalam hal pelaksanaan pembangunan PLTU ini” jelas Florentinus Anum.