Tomas Berang Tak di Izinkan Lihat Limbah PMKS PT SAM

0
2322
Limbah PMKS PT SAM Simbak- Kecamatan Binjai Hulu dialirkan kesungai Kapuas.
Limbah PMKS PT SAM Simbak- Kecamatan Binjai Hulu dialirkan kesungai Kapuas.

LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Sejumlah Masyarakat Kelurahan Kapuas Kiri Hilir(KKI) didampingi oleh tokoh Masyarakat(Tomas) kembali mendatangai Perusahaan Minyak Kelapa Sawit(PMKS) Milik PT. Sintang Agro Mandiri(SAM) yang menjadi korban Limbah yang mencemari Sungai Kapuas untuk melihat secara dekat prose pengolahan limbah perusahaan tersebut.

Namun sayang, niat masyarakat dan tokoh masyarakat tersebut tak bisa terpenuhi lantaran baru sampai dipos penjagaan, sudah dihadang oleh sejumlah satpam dan tidak mengizinkan masuk kewilayah pabrik dengan alasan perintah dari pimpinan. “mohon maaf, bapak-bapak tidak bisa masuk kewilayah pengolahan limbah. Ini sesuai dengan itruksi dari atasan, “ungkap salah satu petugas di pos penjagaan, Susilo kepada warga dan Tomas.

Atas larangan tersebut salah seorang tokoh masyarakat meminta untuk bertemu langsung dengan Pimpinan perusahaan, namun keinginan tersebut juga ditolak dengan alasan pimpinan perusahaan saat ini tidak ada ditempat. “kalau mau bertemu dengan pimpinan, saat ini pimpinan lagi keluar kota, “ujar Susilo. ” Bukan hanya warga sekitar perusahaan saja, yang mengalami hal ini. tapi warga yang menggunakan air sungai kapuas untuk keperluan sehari-hari terkena dampaknya. Masyarakat jelas dirugikan, bagaimana tidak, sungai kapuas itu, sungai kebutuhan kami,” jelasnya.

Tokoh Masyarakat Sintang, yang juga mendampingi warga ketika menemui pihak Perusahaan PT.SAM, Gusti Ardania, mengatakan, niat baik dari perusahaan terhadap masyarakat yang menjadi korban akibat limbah yang di alirkan kesungai tersebut tidak ada, pasalnya pihaknya datang keperusahaan tersebut dengan tujuan baik serta ingin mengetahui lebih dekat bentuk penolahan limbah Pabrik tersebut. Namun, niatan tersebut ditolak mentah mentah oleh pihak perusahaan.

Limbah yang dialirkan kesungai kapuas tersebut jelas sudah mencemari air sungai dan perusahaan harus bertanggung jawab, bila mana persoalaan ini betul terbukti, Kerugian masyarakat jelas tidak hanya materi, tapi kelangsungan hidup masyarakat juga, karena masyarakat pesisir KKU dan KKI sangat bergantung dengan aliran sungai,” ujarnya.

Ia juga mengaku kesal atas perlakukan pihak perusahaan yang tidak mengizinkan pihaknya melihat langsung pengolahan limbah. “sangat tidak masuk akal, masak warga hanya ingin melihat kotoran saja tidak diperbolehkan, apalagi kalau melihat mutiara berlian, kalau memang pengolahannya benar kenapa takut, ini berarti ada apa dengan pengolahan limbah tersebut sampai ditutup tutupi, “Cetus gusti Ardania dengan kesal.
ia juga sangat menyayangkan sikap perusahaan yang sama sekali tidak peduli dengan apa yang sudah dikeluhkan oleh masyarakat, pasalnya meski sudah diprotes, pihak perusahaan tetap mengalirkan limbah perusahaannya tersebut kesungai Kapuas. “kita lihat saja itu limbah tetap dialirkan kesungai meskipun sudah mendapat protes, ini merupakan salah satu bentuk sama sekali tidak menghargai kami sebagai masyarakat yang sudah menjadi korban akibat ulah perusahaan seperti ini yang bekerja tidak sesuai dengan aturan yang sudah ada, “kesalnya.

Gusti berharap kepada aparat penegak hukum agar segera bertindak dengan adanya pencemaran tersebut, pasalnya masalah limbah yang dialirkan kesungai tersebut sudah jelas melakukan pencemaran lingkungan dan jelas melanggar undang-undang tentang lingkungan hidup.

Terpisah, salah satu warga yang menjadi korban atas pencemaran air yang disebabkan oleh Limbah perusahaan tersebut, Agus Salim, mengaku terkejut ketika pada jumat (12/9) mengetahui ribuan ikan nila milik warga mati. ” Diwilayah KKU ini terdapat 200 ratus keramba, yang terkena dampak limbah, sehingga mematikan ribuan ikan,” ujarnya ketika mendatangi PT. SAM, Senin (15/9).

Ia melanjutkan, banyak upaya yang telah ia lakukan, terkait temuan dan keluhan warga ini, satu diantaranya melaporkan ke pihak Distanak Sintang, Kepolisian dan Tokoh Masyarakat. ” Kemarin Kepala dinas sudah datang, melihatnya, persoalan ini akan ditindak lanjuti, dan sangat disayangkan karena perusahaan yang terkesan tertutup ketika warga beserta tokoh masyarakat mendatangi lokasi perusahaan, untuk mencari solusi dan jalan keluar terbaik, “pungkasnya(Hery Lingga)