Waspada !!! Kasus Penyakit DBD Masih Hantui Sintang

0
1534
salah satu Korban DBD terkulai Lemas Saat di Rawat di RSUD M Ade Djoen Sintang
salah satu Korban DBD terkulai Lemas Saat di Rawat di RSUD M Ade Djoen Sintang

LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Memasuki minggu ke 47 atau di akhir bulan November 2015, RSUD Ade M Djoen mencatat terdapat 7 kasus Pasien Demam Berdarah (DBD) yang sedang di tangani.

“Ada 7 pasien DBD yang sedang kita tangani. terhitung dari Januari hingga Desember ada sekitar 89 kasus penderita DBD, ”kata Kasi Rekam Medik RSUD Ade M Djoen Sintang, H M Yusuf, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (2/12).

Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang Dr Rosa Trivina mengimbau, seluruh petugas kesehatan untuk tidak menunggu lama dalam memberikan pertolongan medis pada pasien yang terkena firus nyamuk Aedes aegypti tersebut.

Menurutnya, dalam penanganan pertama pada kasus DBD, petugas harus memastikan ketersdiaan infus guna mengantisipasi trombosit pasien tidak turun.”T anda-tanda DBD dimulai dengan demam tinggi, kemudian, adanya bintik-bintik merah di pori-pori kulit, dan air seni memerah.

Menurutnya, penderita DBD baru bisa ketahuan yakni setelah tiga hari. Untuk penanganannya, kata Rosa, memang tidak boleh menunggu lama. “Untuk antisipasinya, jangan sampai, menunggu di hari ke tiga. tidak boleh menunggu lama, dan secepatnya, memeriksa trombosit pasien,”katanya.

Sementara, dari pantauan, terlihat dua bocah kaka beradik yang terkena penyakit DBD terbaring lemas dan tak berdaya saat menjalani perawatan di RSUD M Ade Djoen Sintang. Kedua kakak beradik itu pun yakni, Aldo dan Melani, kedua bocah tersbut tersebut tampak mendapatkan perawatan medis yang intensif oleh pihak rumah sakit Ade M Djoan.

Masing-masing tangan kedua anak tersbut sudah terpasang selang infus,”Masuk rumah sakit sejak tanggal 30 November lalu.,”kata Sumi, Ibu kedua bocah tersebut saat di temui di Ruang Rawat Inap RSUD Ade M Djoan Sintang.

Mulanya, kata Sumi, anak laki-lakinya itu, mengalami demam tinggi saat di sekolahnya. ,”DBD didapat di sekolah,” katanya.

 Setelah satu hari anak laki-lakinya itu mengalami demam tinggi,  Melani yang merupakan adiknya pun juga mengalami demam tinggi,”Melihat keduanya ini demamnya tidak turun, saya pun langsung membawa ke Dokter praktek, dan dikasi obat sama dokter. Namun, demamnya tak kunjung turun. “Kami periksakan kembali, dan dokter pun langsung menyuruk untuk di rujuk ke rumah sakit, untuk dirawat inap,” katanya.

Hasil diagnosa pihak rumah sakit Ade M Ðjon dua bocah kakak beradik itu pun positif
terkena penyakit demam berdarah. “Setelah dirawat dua hari ini, kondisinya sudah berangsur membaik,” katanya.

Dia pun mengungkapkan, di kecamatan Sepaok di tempat tinggalnya, saat ini kasus DBD sudah mulai mewabah,”tapi sampai sekarang pun belum pernah ada petugas yang melakukan upaya pencegahan dnegan melakukan fogging ,”paparnya.

 Dia sangat berharap Pemerintah Daerah segera mengambil langkah nyata dalam mengatasi persoalan DBD ini. Pasalnya, keberadaan DBD tidak bisa di abaikan begitu saja. “Dampaknya pada kematian,” kata Sumi. (Lg)