
LINTASKAPUAS.COM-SINTANG. Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM membuka secara resmi seminar program peningkatan dan pemberdayaan ekonomi masyrakat (p2Emas) bertempat di Aula Sekolah Tinggi Teologi Katulistiwa (STTK) Sungai Sawak, komplek Agape kecamatan Sungai tebelian sintang kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Sintang, Askiman menyampaikan program peningkatan dan pemberdayaan ekonomi masyrakat (P2Emas) yang sudah masuk dalam salah satu visi-misi pemerintah kabupaten sintang untuk mensejahterakan masyarakat Kabupaten Sintang.
“Program program peningkatan dan pemberdayaan ekonomi masyrakat ini kita fokuskan pada tujuh(7) Desa di 7 kecamatan yang ada di Sintang, ketujuh desa ini kita jadikan sebagai pilot project untuk kemudian bisa kita kembangkan, “ungkap Askiman.
Ia juga mengatakan bahwa program peningkatan dan pemberdayaan ekonomi masyrakat akan terus dibina sebagai pengungkit ekonomi di kecamatan dan program tersebut disesuaikan dengan potensi dominan di setiap desa yang sudah ditetapkan.
“Tiga komoditi utama kita, sawit, karet dan lada harganya masih kurang baik,” kata Askiman.”apalagi, infrastruktur jalan kita belum mendukung kehidupan daerah di desa, kalau tidak ,
Menurut wakil bupati Sintang itu, usaha peternakan babi skala kecil ini bisa menjadi sumber pendapatan keluarga. melalui seminar ini kita membuka pikiran agar memiliki gambaran yang lebih baik dalma usaha peternakan babi ini. tentang tata kelola, cara mengolah pakan ternak, dan pengolahan pasca panen.
“Potensinya luar biasa. Kita tahu bahwa mayoritas masyarakat kita di kampung sudah terbiasa beternak babi,” kata Askiman. “keberadaan peternakan ini juga akan memunculkan usaha baru, misalnya budidaya ubi kayu,” ujarnya lagi.
“pemerintah tentu akan membantu, bila perlu kita mmebuat pakta integritas dalam hal dukungan dari pemerintah. Kalau kita tidak serius, modal yang telah disalurkan pemerintah harus dikembalikan,” tegas Askiman lagi.
Sementara, ketua panitia seminar, Benny Situmorang, mengatakan bahwa pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk belajar, sehingga dapat memelihara ternak babi dengan lebih baik. Tujuan makro dari kegiatan ini, sebagai upaya meningkatakan ekonomi masyarakat dan menjadi sumber alternatif pendapatan bagi masyarakat.
“Ini langkah awal untuk kita belajar bagaimana cara beternak babi yang baik dan benar. Khususnya untuk saudara-saudara kita di pedesaan,” kata Benny. “Habis dari sini kami akan mulai mengusulkan pembentukan kelompok tani, kami juga mulai menawarkan konsep programini ke pihak perbankan sebagai mitra modal finansialnya,” tambahnya.
Dari pengamatannya, Benny menemukan bahwa kebutuhan masyarakat atas daging babi di Sintang cukup besar. Peserta kegaitan, mayoritas dari Sintang, ada juga peserta dari kabupaten lain ,Melawi dan Sekadau. Sebagai tindak lanjut, ada target 200 orang yang akan dibina, dalam kelompok-kelompok tani.
“Harga daging babi kadang bisa hampir semahal daging sapi. Kadang kita malah mengalami kelangkaan,” ungkap Benny. “Kita menemukan bahwa ada 4 (empat) gawai di masyarakat yang memerlukan babi, natal-tahun baru dan imlek, ada paskah, ada gawai dayak dan ada juga urusan adat lainnya,” paparnya. ”Selama ini kita impor dari Singkawang,” tambahnya lagi.
Ia berharap, melaui program yang sudah mulai diterapkan di Desa Sungai swak tersebut, semua kelompok usaha bisa berjalan terus agar bisa mendobrak ekonomi dan mampu menopang kehidupan masyarakat di desa,” pungkasnya.