Gelar Kegiatan Ramah Tamah, BGA Ajak Media dan LSM Diskusi, Bahas Isu Sumber Konflik di Perkebunan Sawit

0
160
Foto: Saat kegiatan diskusi berlangsung. (Foto Ags)

LINTASKAPUAS I KETAPANG,- Bumitama Gunajaya Agro (BGA Group) menggelar kegiatan Ramah Tamah bersama awak media dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Grand Zuri Hotel Ketapang, Kamis (25/1/2023).

Mengangkat tema “Berpikir Konstruktif Menyikapi Tantangan Industri Sawit di Ketapang Tahun 2024”, Kegiatan ramah tamah sekaligus diskusi ini dihadiri langsung oleh BGA Management P.Priyanto P.S, yang didampingi oleh BGA Head CA Kalbar Zaenal Mustofa, BGA Head Dy CA Kalbar Riduan dan BGA_HO Triyas Prasetyo serta para pimpinan BGA CA se-kalbar.

Dalam sambutanya, Priyanto mengatakan kegiatan ramah tamah sekaligus diskusi ini sengaja dilakukan pihaknya guna mendengarkan langsung kritikan dan masukan serta pertanyaan dari para awak media dan ormas yang ada di Kabubaten Ketapang

“BGA sangat terbuka terhadap kritik dan masukan dari masyarakat, sebelumnya kami sudah banyak menyerap masukan dari masyarakat di sekitar kebun melalui program Forsimas, dan pada kesempatan ini kami ingin mendengar langsung dari para awak media terkait kritikan dan masukan,” kata Priyanto

Priyanto berharap program Forsimas bisa mencegah atau meminimalisir terjadinya konflik sosial di masyarakat. Selain itu juga sebagai wadah silaturahmi.

“Melalui Forsimas kita bisa menerima masukan atau kritikan dari masyarakat sekitar kebun, tujuannya untuk keberadaan kita agar lebih baik kedepannya,” harapnya.

Dalam kegiatan diskusi, Priyanto memaparkan beberapa isu sumber konflik di perkebunan sawit, selain itu Ia juga memaparkan terkait jumlah kasus kriminal yang terjadi di wilayah perkebunan.

“Ada beberapa isu sumber konflik yang biasa terjadi di perkebunan sawit, yaitu: Legalitas Perusahaan, isu lingkungan seperti pencemaran limbah dan kebakaran lahan. Selain itu juga ada permasalahan karyawan, Kerjasama Kemitraan seperti Plasma, pencurian tbs dan langkanya serta mahalnya harga pupuk dan lain sebagainya,” paparnya.

“Jadi kesimpulannya, ada kebun pasti ada masalah namun semua tinggal kembali ke kita lagi seperti apa kita menyikapinya serta seperti apa duduk mencari solusi dan jalan keluarnya, tentunya dengan membuka diri kepada masyarakat,” tutupnya.

(Ags)