3 Pastor Ditahbiskan di Kepala Jungai Ambalau

0
386
Dra. Yosepha Hasnah, M.Si menyaksikan pentasbihan perdana tiga Pastor di Desa Kepala Jungai Kecamatan Ambalau Kabupaten

LINTASKAPUAS | SINTANG – Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M.Si menyaksikan pentasbihan perdana tiga Pastor di Desa Kepala Jungai Kecamatan Ambalau Kabupaten, Rabu 26 Januari 2022 sore.

Tiga Pastor yang ditasbih menjadi imam baru di Desa Kepala Jungai tersebut yakni RD. Vascalis Risci Aryan, RD. Deodatus Kolek, dan RD. Fidelis Nera Saparung yang dipimpin 11 orang imam.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yosepha Hasnah menyampaikan terima kasih atas peran para imam yang sudah membantu pemerintah dalam membangun umat.
“Para imam sudah membantu menciptakan suasana kondusif di semua daerah. Sehingga masyarakat selalu mendukung program pemerintah. Kami mengharapkan dukungan para imam dan umat yang terus mendukung pemerintah, seperti hari ini, kita semua tetap memakai masker. Selain vaksin, masker mampu mencegah penularan covid-19,” terang Yosepha Hasnah.
Yosepha juga mengajak warga untuk ikut dan mau menerima vaksin. ” Vaksin terbukti mampu melawan covid-19. Jadi, jangan ragu divaksin, dan tidak sakit,” lanjut Yosepha Hasnah.

“Soal usulan pembangunan, mekanismenya wajib melalui musrenbang, yang akan segera dimulai. Saya juga bangga dan berterima kasih kepada orangtua yang sudah merelakan putranya untuk menjadi seorang pastor, menyerahkan putranya untuk mengabdi kepada gereja. Hadirnya kepala OPD ke sini, merupakan bentuk kecintaan kami kepada gereja di sini dan desa Kepala Jungai. Ini bentuk dukungan kami kepada para imam muda yang merayakan misa perdana di sini. Pesan saya kepada imam muda, terus hadapi tantangan dalam bertugas, kepada umat doakan imam dan para biarawan biarawati agar mereka tetap teguh dengan panggilan mereka,” pesan Yosepha Hasnah.

Imam muda asal Desa Kepala Jungai yakni RD. Deodatus Kolek dalam kotbahnya menyampaikan orangtuanya merupakan asal Mentebah Kapuas Hulu. “Dayak di Mentebah juga masuk rumpun Dayak Uut Danum. Kepala Jungai ini jauh, banyak orang penasaran dengan desa ini. Padahal hanya ada hutan, batu dan riam. Saya dilahirkan dari keluarga sederhana dan tidak berpendidikan. Saya lahir 1992, tahun 1993 ayah saya jatuh sakit. Rumah kami dijual saat itu untuk berobat,” terang RD. Deodatus Kolek.

“Kadang rencana Tuhan sangat sulit dijawab dan dipahami. Banyak terjadi pergumulan yang saya alami. Dan saya harus menjawab panggilan Tuhan kepada saya untuk menjadi seorang imam. Saya berasal dari keluarga yang tidak mampu, namun saya berpesan kepada anak muda, agar terus berjuang dan percaya diri serta menyerahkan diri kepada Tuhan, maka tidak ada yang mustahil,” cerita RD. Deodatus Kolek.