LINTASKAPUAS I KETAPANG – Bupati Ketapang gelar rapat evaluasi kinerja seluruh BUMD dan Perumda. Seluruh Direksi diminta memaparkan capaian dan kendala yang dihadapi. Kegiatan berlangsung di Ruang rapat utama Kantor Bupati Ketapang, Jumat (2/5/2025) lalu.
Saat ini, Kondisi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Ketapang tengah menjadi sorotan. Meskipun beberapa BUMD menunjukkan kinerja keuangan positif, seperti PDAM Tirta Pawan yang mencatatkan pendapatan lebih dari 33 juta Rupiah pada tahun 2021. Namun kinerja secara keseluruhan dinilai belum optimal dan perlu peningkatan signifikan untuk berkontribusi maksimal pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kekhawatiran ini semakin diperkuat oleh laporan kinerja beberapa BUMD lain yang kurang memuaskan.
Kendatipun PDAM Tirta Pawan, menghasilkan pendapatan, namun masih menghadapi kritik terkait kualitas pelayanan yang dinilai kurang maksimal oleh masyarakat.
Ditambah lagi rencana peningkatan kapasitas pipa hingga 10 liter per detik, penambahan modal (3,5 Miliar Rupiah pada 2024 dan 4,2 Miliar Rupiah pada 2025), dan kenaikan tarif 10%, target penyediaan air bersih yang lancar, jernih, dan merata masih belum tercapai. Kinerja direksi pun dinilai masyarakat masih “Biasa Saja,” dan masih membutuhkan peningkatan signifikan.
Sementara itu, BUMD Ketapang Mandiri, yang beroperasi tanpa penyertaan modal sejak 2021 dan BUMD Ketapang Energi Mandiri, yang menerima penyertaan modal 7 miliar Rupiah namun belum memberikan hasil maksimal, menjadi bukti perlunya evaluasi menyeluruh.
Yang paling mengkhawatirkan adalah BUMD Ketapang Pangan Mandiri. Meskipun menerima penyertaan modal 16 miliar Rupiah, namun BUMD ini dinilai belum memberikan kontribusi signifikan terhadap PAD, dan pembelian aset tanah yang dilakukan dipertanyakan efektivitasnya.
Menyikapi kondisi ini, Bupati bersama Wakil Bupati Ketapang telah mengambil langkah tegas. Inspektorat diinstruksikan untuk melakukan audit kinerja dan keuangan menyeluruh terhadap seluruh BUMD.
“Audit ini diharapkan dapat mengungkap permasalahan mendasar, mulai dari pengelolaan keuangan hingga strategi bisnis yang kurang efektif,” tegas Alex.
Selain audit, kajian mengenai merger beberapa BUMD juga tengah dilakukan oleh tim yang terdiri dari Sekda, Asisten dan Bagian Ekbang.
“Tujuannya adalah untuk menciptakan entitas yang lebih besar, efisien dan mampu bersinergi untuk meningkatkan pendapatan daerah,” harapnya.
Kajian merger ini akan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk struktur manajemen, strategi bisnis dan potensi peningkatan efisiensi. Proses ini akan diawasi secara ketat untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
“Keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada perencanaan yang matang, pelaksanaan yang terintegrasi, dan komitmen dari seluruh pihak terkait. Masyarakat Ketapang berharap langkah-langkah ini dapat memperbaiki kinerja BUMD dan meningkatkan kontribusinya bagi kesejahteraan masyarakat,” tukasnya.
(Ags)