“setiap perayaan hari besar keagamaan, baik itu lebaran, natalan dan hari besar keagamaan lainnya tentu permintaan akan kebutuhan daging akan meningkat, oleh sebeb itu kita menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap selalu waspada dengan daging oplosan, “ungkapnya kepada sejumlah wartawan belum lama ini.
Ia mengatakan praktek tersebut seolah sudah menjadi hukum pasar. Terkadang situasi seperti ini dimanfaatkan oleh oknum pedagang daging dengan menjual daging oplosan, dengan maksud agar memperoleh keuntungan yang lebih besar,” ujar Tuah saat dihubungi via seluler, Sabtu (20/5).
Tentu saja hal ini, menurut Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut, sangat merugikan konsumen, baik dari sisi higienesnya dan juga apakah daging tersebut halal untuk dikonsumsi umat muslim.
“Maka dari itu, saya meminta agar dinas terkait benar-benar ekstra memonitor transaksi jual beli daging sapi, dan kalau bisa langsung turun ke pasar-pasar melakukan pemantauan,” ujar pria murah senyum ini.
Hal tersebut menurutnya, juga untuk menghindari daging yang tidak layak konsumsi oleh masyarakat. Ia juga berharap, instansi terkait agar bisa menjamin pasokan daging untuk kebutuhan masyarakat Sintang dalam menyambut Idul Fitri.
“Tentunya kita harapkan juga, pasokan daging tersebut dijual dengan harga yang terjangkau untuk semua kalangan,” jelasnya.
Ia juga mengimbau kepada para pedagang daging, agar memiliki hati nurani yang baik, sehingga benar-benar menjual daging yang layak dan halal untuk dikonsumsi.
“Bila semua elemen besinergi dan berniat baik, maka hal-hal yang bisa merugikan orang banyak dapat dihindari dan konsumen pun tidak was-was untuk membeli daging di pasar,” pungkasnya.