Gelar Dialog Kebangsaan, BGA Group Hadirkan Tokoh Nasionalis Kalteng, Dr. Agustin Teras Narang

0
123

*Akulturasi Budaya Menjadi Pendukung Investasi Usaha*

Foto: Dr. Agustin Teras Narang saat memaparkan materinya di Dialog. Kebangsaan. (Ist)

LINTASKAPUAS I KETAPANG – Bumitama Gunajaya Agro (BGA Group) menggelar kegiatan dialog kebangsaan di Kabupaten Lamandau bertempat di Ruang Lamandau BGA 2 Head Office, Jumat (30/08/2024), sore.

Dengan Tagline, Nusantara Baru, Indonesia Maju, BGA Maju. Kegiatan tersebut mengusung tema “Akulturasi Budaya Sebuah Keniscayaan untuk Mendukung Investasi Usaha: Tantang dan Peluang Mewujudkan”.

Sebagai narasumber, BGA menghadirkan Tokoh Nasionalis dari Kalimantan Tengah (Kalteng) Dr. Agustin Teras Narang S.H,

Diketahui Dr. Agustin Teras Narang merupakan Anggota DPD RI saat ini, selain itu Ia juga pernah menjadi Ketua Komisi III DPR RI dan Gubernur Kalimantan Tengah Periode 2005-2015 serta sebagai Dosen tetap di Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Selain dihadiri oleh pimpinan manajemen BGA Group, kegiatan ini juga diikuti oleh jajaran manajemen secara daring.

Dalam sambutannya, Management BGA, Priyanto mengatakan, Dialog Kebangsaan merupakan rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-79 RI di BGA.

Terlebih diakuinya, Dialog Kebangsaan merupakan tradisi rutin dilaksanakan di BGA sebagai bentuk kontribusi pemikiran untuk memecahkan permasalahan Bangsa dan memperkuat jiwa Nasionalisme.

Menurut Priyanto, Dalam realitas, BGA Group yang bergerak dalam usaha perkebunan sawit di daerah, berpandangan perlu mencari terobosan. Guna mewujudkan akselerasi akulturasi budaya yang mendukung investasi usaha, di sisi lain untuk berkembangnya kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, serta mampu mewujudkan harmoni kehidupan sosial.

“Sehubungan dengan persoalan di atas, dalam upaya ikut serta mewujudkan akselerasi akulturasi budaya maka BGA Group berupaya untuk menggali gagasan pemikiran dalam sebuah acara Dialog Kebangsaan,” akunya.

Sementara itu, dalam paparan materinya, Dr. Agustin Teras Narang mengatakan, bahwa dalam dunia usaha harus adanya kesinambungan antara Perusahaan, Pemerintah dan Masyarakat.

Menurutnya, maka akulturasi budaya merupakan suatu keniscayaan. “Akulturasi bisa menjadi faktor pendukung ivestasi usaha, dimana perusahaan pemerintah dan masyarakat yang beda bentuk tapi tetap satu warna, dengan tujuan satu, yaitu kesejahteraan,” ucapnya.

Untuk itu, lanjutnya, Dibutuhkan transformasi budaya yang dilandasi dengan semangat perubahan yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur agar dapat memetik nilai kebaikan yang penuh manfaat.

“Apabila terjadi suatu permasalahan pemerintah harus mengambil peran sebagai penengah, sebagai jembatan, sebagai stabilitator agar tidak terjadi adanya konflik. Karena keberlanjutan ivestasi usaha tidak lepas dari tiga pilar tersebut,” terangnya.

Lanjutnya, Manakala tidak dilakukan rekayasa sosial maka akan terbangun budaya baru yang kontra produktif dan bertentangan dengan nilai-nilai luhur kearifan lokal.

“Dengan kesuksesan bersama akan membuka peluang kerja, peluang usaha, berkembangnya ekonomi produktif dan kreatif yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tuturnya.

Mantan Gubernur Kalteng dua periode itu berharap, gagasan pemikiran yang berkembang dalam dialog dapat menjadi masukan bagi pelaksanaan akselerasi akulturasi budaya di lapangan yang dijalankan oleh BGA Group dengan bekerja sama dengan Pemerintah, Lembaga Adat, Organisasi Masyarakat dan pihak lainnya.

Ia menambahkan, terkait regulasi yang sering berubah-ubah yang kerap menjadi pemicu adanya permasalahan, dirinya menegaskan kepada pihak pelaku usaha agar tetap berpengangan kepada undang-undang yang berlaku.

“Terkait regulasi ini, saya menyarakan ikuti saja hukum tertinggi yakni undang-undang, dan jika ada pememimpin yang mengeluarkan peraturan yang tidak selaras dengan undang-undang biarkan saja, karena hal itu sudah menyalahi aturan,” tegasnya.

(Ags)