LINTASKAPUAS | SINTANG – Ketua Dewan perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Sintang, Florensius Ronni membantah bahwa dirinya tidak pernah berjanji kepada masyarakat kampong Seberang terkait dengan Viral Nya sebuah video di media sosial yang menyorakinya sebagai pembohong oleh kumpulan massa saat tiba di lokasi aksi Damai yang berlangsung pada sabtu kemarin (28/10/2023)
“Sebenarnya hal seperti itu sudah biasa bagi saya, hanya saja banyak tim saya dari kabupaten lain mempertanyakan terkait dengan video viral yang beredar di media sosial yang menyoraki saya sebagai pembohong saat datang ke lokasi aksi solidaritas masyarakat Kampong seberang tersebut. Oleh sebab itu menurut saya perlu diluruskan. Dengan tujuan bukan untuk membela diri. Hanya saja memang saya tidak pernah berjanji kepada masyarakat kampong seberang terkait dengan pembangunan jalan tersebut, ” tegas Florensius Ronny saat menggelar pers release dengan sejumlah wartawan di rumah jabatannya, minggu(29/10/2023)
Florensius Ronny menyampaikan bahwa aksi damai yang digelar masyarakat Kampong seberang tersebut merupakan aksi lanjutan dari aksi pertama yang digelar pada tanggal 28 oktober 2022 karena masih ada tuntutan masyarakat yang belum terealisasi.
“Sebenarnya aksi damai yang kemarin merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya karena dari 4 tuntutan sebelumnya masih ada tiga tuntutan yang sudah disepakati belum terealisasi. Dan pada saat aksi damai yang pertama, yang hadir adalah Wakil Bupati Sintang, Melkianus, wakil ketua DPRD Sintang, Heri Jamri dan kepala Dinas PU, Murjani, dan baru satu poin tuntutan yang sudah terealisasi yakni peningkatan pembangunan ruas jalan dari ujung Jembatan Kapuas menuju Simba Raya yang dibangun melalui anggaran pemprov Kalbar, ” Paparnya.
Ronny menyampaikan tiga tuntutan yang sudah disepakati bersama antara masyarakat Kampoeng Seberang dengan pemerintah daerah pada aksi damai pertama namun belum terealisasi tersebut yakin peningkatan jalan dari ujung jembatan kapuas menuju Keraton, peningkatan jalan laksamana dipa dan perbaikan jembatan pembunuh.
“Tiga tuntutan yang belum bisa diakomodir tersebut disebabkan karena anggaran tahun 2023 sudah masuk dalam batang tubuh, jadi belum bisa masuk perencanaan dalam RKPD ditambah lagi untuk anggaran tahun 2023 ini memang difokuskan untuk pendidikan sehingga anggaran untuk pembangunan infrastruktur sangat minim sekali sehingga baru bisa dialokasikan pada tahun 2024 mendatang, ” jelas Florensius Ronny.
Politisi muda partai Nasdem ini juga mengatakan bahwa alokasi anggaran APBD tahun 2024 untuk peningkatan jalan dari ujung jembatan menuju keraton bukan semata-mata karena aksi demo kemarin. Namun jauh sebelumnya memang memang sudah mengakomodir aspirasi masyarakat pada tahun 2022 tahun lalu.
“Jadi anggaran peningkatan pembangunan jalan dari ujung jembatan ke keraton tersebut semata-mata bukan karena aksi demo kemarin tapi jauh sebelumnya Dinas PU sudah mengajukan anggaran pembangunannya 4 miliar lebih dan sudah kita ketuk palu dan sudah masuk dalam RKPD tahun 2024 serta dalam KUA PPAS. Tinggal kita rapat paripurna untuk minta persetujuan dari seluruh anggota DPRD, ” jela Ronny.
Sementara, Koordinator aksi Solidaritas Kampong Seberang, Syamsuardi mengatakan bahwa sorakan dari massa yang meneriakkan Ketua DPRD Sintang pembohong saat tiba di lokasi merupakan aksi spontan dari masyarakat. ” kami sebagai koordinator aksi tidak pernah mengarahkan massa untuk menyerang secara orang perorang atau individu, karena aksi yang kita gelar merupakan aksi damai untuk menyuarakan kemajuan pembangunan kampong kami, dan dalam setiap pertemuan juga baik resmi mau pun tidak resmi selalu kita ingatkan agar dalam menyuarakan aspirasi tidak menyerang individu, ” jelasnya.
Syamsuardi juga menyampaikan bahwa selama ini ketua DPRD tidak pernah berjanji apapun dengan pembangunan jalan tersebut. ” jadi saya katakan bahwa teriakan masyarkat itu spontan. Dan sorakan itu tidak hanya tertuju pada ketua DPRD Sintang, tapi kepada setiap pejabat publik yang datang tetap disoraki seperti itu, ” ujarnya.
Syamsuardi juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah dan DPRD Sintang yang telah mengakomodir tiga aspirasi masyarakat kampong seberang yang sempat tertunda realisasi pembangunannya.
“Berdasarkan hasil kesepakatan Pemkab dan DPRD Sintang, tiga tuntutan masyarakat kampong seberang yang masih tertunda akan segera direalisasikan, sekali lagi kami ucapkan terimakasih, ” pungkas Syamsuardi.