Kapolres Ketapang, AKBP Yani Permana melalui Kasat Reskrim Polres Ketapang, AKP M yasin saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa saat ini pihaknya terus selalu berkomitmen melakukan penertiban PETI baik melalui tindakan preventif seperti sosialisai dan imbauan hingga melalui tindakan represif.
“Komitmen kita ini, kita buktikan dengan adanya 21 laporan dengan total 71 orang tersangka yang kita tetapkan sepanjang tahun 2021,” katanya. Jum’at (25/02/2022) Siang.
Yasin melanjutkan, atas pengungkapan kasus tersebut pihak Polres Ketapang selain menjadi Polres dengan pengungkapan kasus PETI terbanyak se-Kalimantan Barat juga mendapat piagam penghargaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Perindag-ESDM) Provinsi Kalbar pada tahun 2021 lalu.
Saat ditanyai terkait barang bukti seperti eksavator sendiri, Yasin menegaskan sesuai penjelasan Kapolres Ketapang melalui Kasat Reskrim sebelumnya, memang benar ada 6 unit excavator untuk 5 perkara di tahun 2021 dan 1 unit excavator dari LP di akhir Desember 2020 lalu.
“Semua perkara sudah dilimpahkan ke Kajaksaan bahkan sudah di putus oleh pengadilan termasuk barang bukti excavatornya. Sekarang kami fokus melakukan tindakan preventif dan represif terhadap PETI dan untuk tahun 2022 kami sedang tangani 1 LP perkara PETI dan berkasnya sudah tahap 1 tinggal menunggu petunjuk Jaksa apakah berkas sudah lengkap atau ada yang perlu dilengkapi kembali,” tuturnya.
Sementara itu Saat dikonfirmasi, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Ketapang, Alamsyah melalui Kasi Intel Kejari Ketapang, Fajar Yulianto mengungkapkan, dalam pemberantasan PETI pihaknya selalu juga berkomitmen dalam memproses berkas perkara PETI yang masuk.
“Semua berkas perkara yang masuk ke kami selama itu sudah memenuhi syarat akan kami proses termasuk berkas perkara PETI,” ungkapnya, Jumat (25/2/2022).
Fajar melanjutkan, di tahun 2021 lalu pihaknya menerima banyak perkara PETI yang mana 5 perkara diantaranya dengan barang bukti excavator beserta 11 orang tersangka.
“Tahun 2021 lalu ada 5 penanganan perkara PETI, pertama atas nama Roni dengan barang bukti 3 unit excavator, perkara kedua atas nama Darmaji barang bukti 1 unit excavator, perkara ketigas atas nama Mulyono dengan barang bukti 1 excavator, perkara keempat atas nama Wahyu barang bukti 1 excavator dan kelima perkara atas nama Dodi,” paparnya.
Fajar menambahkan, bahwa semua perkara PETI yang ditangani pihaknya khususnya di tahun 2021 sendiri sudah memiliki kekuatan hukum tetap atau inkracht dari Pengadilan Negeri (PN) Ketapang.
“Semua sudah diputus hakim, termasuk untuk barang bukti excavator sudah diputus dikembalikan kepada pihak terkait dengan beberapa pertimbangan majelis hakim termasuk tuntutan JPU terkait bahwa alat tersebut bukan milik dari terdakwa dan masih dalam status sewa menyewa dan bukan milik pribadi serta pemilik sah tidak mengetahui kalau alat tersebut digunakan untuk melakukan kejahatan serta bahwa untuk alat yang merupakan milik terdakwa masih terkait dengan pihak ketiga (leasing) sehingga bukan murni milik terdakwa,” tukasnya. (Ags)
