Dampak Positif CSR PT. WHW, Nelayan Kendawangan Capai Kemandirian Ekonomi Melalui Pembelian Kapal Baru

0
222
Foto: Kapal Nelayan Hasil Pemberdayaan Nelayan oleh CSR WHW. (IST)

LINTASKAPUAS I KETAPANG – PT. Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berkelanjutan.

Foto: Nelayan Kendawangan menunjukan hasil tangkapan menggunakan perangkat pukat bantuan CSR WHW. (Ist)

Pada Senin, 29 Juli 2024 lalu, WHW menyalurkan 111 set perangkat alat tangkap ikan kepada nelayan di Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

Adapun bantuan sebelumnya disalurkan berupa jaring, batu pukat, pelampung, dan berbagai perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas nelayan.

Dengan memperoleh bantuan tersebut, para nelayan mampu meningkatkan kesejahteraan mereka dan berhasil mencapai kemandirian ekonomi dengan mampu membeli kapal untuk mendukung aktivitas tangkap ikan mereka, yang merupakan hasil dari tabungan yang mereka kumpulkan berkat bantuan alat tangkap ikan yang diberikan sebelumnya.

Tak hanya itu, berkat bantuan tersebut, para nelayan tidak hanya mendapatkan perangkat yang lebih baik untuk mencari nafkah, tetapi juga bisa membangun landasan ekonomi yang lebih stabil dan mandiri untuk masa depan mereka.

Atas capaian para nelayan tersebut, Manager CSR PT. WHW, Togap Manik, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian yang diraih oleh nelayan binaan program CSR perusahaan.

“Kami sangat senang melihat dampak positif dari program ini, di mana para nelayan tidak hanya mendapatkan alat tangkap yang lebih efektif, tetapi juga berhasil mengelola ekonomi mereka dengan cara menabung dari hasil tangkapan laut. Salah satu kelompok nelayan yang kami bantu, kelompok Muara Sawi, bahkan berhasil membeli kapal dari hasil tabungan bersama,”. ujar Togap, Senin (25/11), pagi.

Togap mengakui, dirinya juga langsung mencoba kapal baru milik nelayan tersebut.

“Kami berada di atas kapal milik kelompok Muara Sawi yang dibeli dengan hasil usaha mereka sendiri. Kapal ini adalah simbol nyata dari keberhasilan program CSR kami, di mana nelayan bekerja sama, disiplin dalam menabung, dan berkomitmen untuk mandiri secara ekonomi,” ungkapnya.

Terlebih Togap menjelaskan, bahwa Keberhasilan kelompok nelayan Muara Sawi menjadi bukti nyata bahwa program CSR PT. WHW bukan hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi menciptakan dampak jangka panjang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

“Kami berharap kelompok Muara Sawi ini bisa menjadi contoh bagi kelompok nelayan lainnya. Dengan keberadaan kelompok yang eksis dan berkembang ini, kami ingin menginspirasi mereka bahwa dengan giat menabung dengan menyisihkan sebagian pendapatan dan mandiri dalam memperbaharui jaring secara periodik serta memliki aset mandiri perlengakapan nelayan merupakan wujud upaya keberlanjutan ekonomi ini adalah tujuan utama kami,” ucapnya.

Terpisah Ketua Kelompok Nelayan Muara Sawi, Mansyur Aliansyah, mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas bantuan yang diterima dari PT. WHW.

“Alhamdulillah, berkat bantuan dari PT. WHW, kami mulai menabung sejak bulan September 2024 dan pada bulan November 2024, kelompok kami berhasil mengumpulkan iuran wajib anggota atau tabungan bagi kelompok sebesar Rp 13.200.000,” ungkapnya.

Dengan tabungan tersebut, lanjutnya, secara mandiri kami bisa mengganti jaring yang rusak, membeli mesin motor perahu baru, dan memperbaiki peralatan lainnya.

“Kami juga mampu melunasi biaya operasional perahu laut kami dengan hasil tabungan ini. Tabungan kami terus bertambah, dan kami berharap dapat membeli lebih banyak peralatan tangkap ikan ke depannya,” ucapnya.

Sementara itu, dengan penuh bangga, Wakil Ketua Kelompok Nelayan Muara Sawi, Haidi, turut bercerita.

“Sebelumnya, penghasilan saya dari hasil penangkapan rajungan & ikan hanya sebesar Rp 25.000 per kilogramnya, karena harus dipotong dengan biaya-biaya lain misalnya sewa jaring dari tauke, bayar BBM solar, dan lainnya,” ungkapnya.

Lanjutnya, namun kini, dengan bantuan alat tangkap dari PT. WHW, kami berhasil meningkatkan pendapatan mencapai sebesar Rp 50.000 per kilogram tanpa harus dipotong lagi dengan biaya-biaya sewa jaring, dan lainnya, sehingga kami mampu menyisihkan tabungan anggota setiap harinya sebesar Rp 20.000 per hari.

“Saya juga sangat bersyukur, karena akhirnya saya bisa membeli kapal impian saya untuk mendukung usaha tangkap ikan kami,” ucap Haidi dengan penuh rasa syukur.

(Ags)