Isu ‘Kotak Kosong’ Pilkada Ketapang, Pengamat: Bentuk Demokrasi yang Buruk dan Pemasungan Kehendak Masyarakat

0
139
Foto: Ilustrasi Kandidat vs Kotak Kosong. (Net)

LINTASKAPUAS I KETAPANG – Pengamat Hukum dan Kebijakan Publik Kalimantan Barat Herman Hofi Munawar menyebut upaya melawan kotak kosong yang dilakukan oleh kandidat dalam pelaksanaan pemilihan umum merupakan bentuk demokrasi yang buruk.

“Sebenarnya itu suatu bentuk demokrasi yang tidak bagus ya. Itu sangat-sangat jelek sekali,” ujar Herman Hofi, Rabu (23/07), siang.

Herman Hofi menilai, upaya melawan kotak kosong itu terjadi karena tidak adanya semangat dari partai politik untuk membangun demokrasi yang baik dan membuat alternatif kepemimpinan.

Partai politik juga, dinilai tidak memiliki integritas tinggi terhadap keinginan masyarakat Kabupaten Ketapang.

Seharusnya, ketika partai politik itu bekerja secara baik dan benar, tentunya akan sangat mengetahui bagaimana dinamika di masyarakat itu sendiri.

Dengan begitu mereka (parpol) bisa mendeteksi pemimpin yang dikehendakinya.

“Tapi karena kita lebih banyak praktis. Sehingga mereka bisa saja mengkerucut kepada salah satu paslon saja, sehingga tidak ada alternatif lain. Berarti itu sudah pemasungan dari kehendak masyarakat itu sendiri,” tegasnya.

Lebih lanjut, Herman menegaskan, perlawanan kotak kosong itu bukan murni keinginan masyarakat, tapi keinginan parpol.

Partai politik menurutnya, pasti sudah dipersiapkan sedemikian rupa oleh orang yang memiliki biaya besar. Karena semua orang tahu, pemilu memerlukan biaya yang cukup besar.

“Pada akhirnya, pemilihan kepemimpinan tak memiliki alternatif lain lagi. Sehingga membuat masyarakat kecewa. Demokrasi kita tak berjalan lagi,” tukasnya.

(Ags)