Kasus Kematian Kades Karya Mukti Penuh Kejanggalan, Keluarga Yakini Dibunuh

0
77

LINTASKAPUAS I KETAPANG – Kasus kematian Kepala Desa (Kades) Karya Mukti, Kecamatan Sungai Melayu Rayak, Andri Yansyah (34), diduga dibunuh. Sebelum ditemukan meninggal dunia pada Jumat (29/11) pagi, istri korban mengaku jika korban meninggal dunia karena gantung diri di rumahnya di Mulia Kerta, Kecamatan Benua Kayong.

Abang kandung korban, Heri Yunanda (42), mengaku janggal dengan kematian adiknya tersebut. Terlebih lagi pengakuan istri korban tidak sesuai dengan kondisi korban. Di sejumlah tubuh korban ditemukan luka yang tidak wajar. Salah satunya luka bekas jeratan di leher korban.

“Kalau memang gantung diri, luka bekas jeratan pasti berada di bagian atas leher, tapi nyatanya ini di tengah leher. Tempat yang digunakan untuk gantung diri juga adalah ayunan anak yang terbuat dari besi. Tinggi ayunannya masih tinggi badan adik saya,” ungkap Heri, Jumat (29/11) malam.

Selain itu, kejanggalan lainnya juga muncul dari sikap istri yang sangat tenang saat mengetahui suaminya gantung diri. Menurutnya, saat menemukan suaminya gantung diri, dia tidak meminta tolong kepada tetangga. Dia justru menurunkan sendiri dan membawanya ke kamar.

“Kalaupun benar adik saya ini gantung diri, pasti dia panik dan meminta tolong kepada tetangga, dan tetangga pasti datang. Tapi nyatanya tetangga tidak tahu sama sekali,” ungkapnya.

Heri mengaku jika selama ini korban tidak pernah bercerita mempunyai masalah di desa ataupun di keluarganya. Meski diakui Heri, adiknya tersebut memiliki dua istri. “Kalaupun ada masalah, saya yakin adik saya tidak akan bunuh diri. Dia orang yang tidak mudah menyerah dan bisa menyelesaikan jika ada masalah,” paparnya.

Oleh karena itu, dia meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kematian adiknya. “Saya sudah membuat laporan ke polisi. Kami menduga adik saya dibunuh dan saya menduga pelakunya tidak hanya satu orang. Kami memohon keadilan,” harapnya

Sementara itu, rekan korban, Muklis Ruswanto, juga mengaku janggal dengan kematian korban. Pasalnya, sebelum dikabarkan meninggal dunia, korban berencana akan mengurus administrasi desa ke Pemkab Ketapang.

“Kami tidak yakin kalau korban ini bunuh diri. Dia adalah orang yang riang dan terbuka jika ada masalah. Selama ini dia tidak pernah bercerita ada masalah, baik tentang desa maupun tentang keluarga,” katanya.

Dia juga mengaku jika kejanggalan muncul dari pengakuan istri siri korban. “Saat Sekdes Karya Mukti ini datang kerumah korban, istrinya bilang jika suaminya sedang sakit di kamar dan meminta tolong untuk dibawa kerumah sakit. Tetapi saat diangkat, kondisinya memang sudah meninggal dunia,” ucap Muklis.

Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Fatima Ketapang. Di rumah sakit, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. Namun saat hendak dibawa pulang, pihak keluarga menemukan kejanggalan dengan sejumlah luka yang dialami korban.

“Kami menolak untuk membawa pulang dan meminta untuk dilakukan visum ulang dan autopsi. Ada banyak kejanggalan di tubuh korban. Kalau memang gantung diri, pasti lidahnya menjulur dan luka bekas jeratan juga tidak pada posisi seharusnya,” paparnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Ketapang, AKP Wawan Darmawan, mengaku sudah menerima laporan dari pihak keluarga. Namun, pihaknya masih belum memastikan penyebab pasti kematian korban. “Untuk kepastiannya keluarga minta autopsi. Saat ini sedang dikoordinasikan dengan dokter dari Pontianak,” ungkapnya.

(Ags)