Pembicara Forum SDG, Jarot : Libatkan Masyarakat Dalam Kelestarian Alam

0
765
Forum SDG Vol. 10, bupati sintang

LINTAS KAPUAS | JAKARTA – Sustainable Development Goals (SDG) atau pembangunan yang berkelanjutan tidak akan tercapai tanpa melibatkan masyarakat yang paling bawah. Hal tersebut diungkapkannya saat menghadiri dan menjadi pembicara di forum SDG talk Vol

.10 yang digelar di Green House Coworking Space Multivision Tower lantai 25, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa lalu (25/02/2020).

“Untuk menjaga kelestarian hutan tentu tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah semata namun juga kesadaran dari masyarakat,” ujarnya.

forum SDG talk Vol.10

Sesuai dengan Tema Forum SDG “Saving Our Forest Beyond Forest State, Indigenous Communities and Climate Change”, Jarot mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sintang berkomitmen menyelaraskan kebijakan untuk melindungi hutan dan lingkungan bagi generasi masa depan melalui pembangunan yang berkelanjutan yaitu menjaga konservasi lingkungan, kemudian membangun ekonomi masyarakat dan  pembangunan sosial budaya termasuk adat istiadat.

“Agar kelestarian hutan dapat terjaga dengan baik, maka masyarakat adat dan komunitas masyarakat yang masih dalam kawasan hutan harus beranggapan bahwa hutan adalah Bapaknya, tanah adalah Ibunya, air adalah darahnya. Maka akan timbullah rasa hidup dari hutan danhidup juga dari hasil hutan,” katanya.

Jarot menyampaikan masyarakat di Ensaid Panjang, kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang sangat menjaga hutan karena beberapa tumbuhan yang digunakan sebagai pewarna alami pakaian dan kain tenun yang merupakan kerajinan tangan tradisional masayrakat setempat.

“Bagi masyarakat Ensaid Panjang, melestarikan hutan maka akan mesejahterakan kehidupan mereka. Karena hasil hutan yang baik juga akan membuat kuliatas kerajinan tangan mereka yaitu Kain Tenun akan menjadi semakin baik,” pungkasnya.

Forum SDG yang merupakan kerjasama dengan Kalfor Project UNDP Indonesia mengangkat isu yang menjadi perhatian. Dalam forum SDG kali ini, selain Bupati Sintang, Hadir juga menjadi pembicara pada kegiatan ini yakni Bandi Apai Janggut yang kenal sebagai Tuai Rumah Betang Sungai Utik atau dari Komunitas Dayak Sungai Utik Kab. Kapuas Hulu penerima penghargaan Recipient of UNDP Equator Prize 2018 dari PBB, Kristiana Banang yang juga dari Komunitas Dayak Sungai Utik Kab. Kapuas Hulu dan sejumlah pembicara lainnya. (Mcu)