Potensi Penyeludupan di Perbatasan Ketungau Nihil

0
1720
kapolres Sintang bersama anggotanya gelar Patroli perbatasan diwilayah ketungau Hulu Kabupaten Sintang
kapolres Sintang bersama anggotanya gelar Patroli perbatasan diwilayah ketungau Hulu Kabupaten Sintang

LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia Merupakan salah satu kawasan yang rawan akan terjadinya praktik penyeludupan barang-barang illegal dan narkoba yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Akan tetapi potensi tersebut tidak untuk perbatasan yang ada diwilayah ketungau Hulu Kabupaten Sintang.

Saya menjamin kalau masalah penyeludupan dari wilayah perbatasan Ketungau Hulu Kabupaten Sintang potensinya masih minim, bahkan saya menjamin penyeludupan itu tidak ada karena tidak ada infrastruktur yang mendukung dilakukannya penyeludupan baik infrastruktur jalan, serta mobilisasi sama sekali tidak ada, “ujar kapolres Sintang, AKBP Veris Septiansyah saat ditemui Di Mapolres Sintang, senin(27/10)

Menurutnya, ketika melaksanakan patroli, anggotanya menemukan beberapa orang masyarakat perbatasan yang membawa barang-barang dari Malaysia.” kebanyakan barang yang dibawa mereka adalah barang kebutuhan pokok. Justru kami turut prihatin dengan kondisi itu karena memang sebagian besar barang-barang kebutuhan pokok yang ada di kawasan perbatasan lebih banyak berasal dari Malaysia dan hasil bumi mereka juga dijual ke Malaysia juga. Pasalnya kalau dijual keSintang sangat tidak memungkinkan karena kondisi jalan yang rusak parah,” ujarnya.

Untuk aktivitas ekonomi di kawasan perbatasan melalui jalur tikus memang sebenarnya tidak mudah karena harus melalui jalan berbukit.Veris juga menegaskan bahwa praktek penyeludupan melalui jalur perbatasan khususnya untuk wilayah ketungau Hulu masih belum ada. Pasalanya selain infrastruktur yang belum memadai juga Border diperbatasan tersebut hingga saat ini belum ada.

“kalau untuk praktek penyeludupan diwilayah tersebut menurut saya belum ada sama sekali, karena untuk menempuh perjalanan menuju wilayah perbatasan itu masih membutuhkan waktu lebih kurang 1,5 jam perjalanan dengan jalan kaki dan kita tau sendiri seberapa besar kemampuan manusia untuk membawa barang dalam skala besar dengan menempuh perjalanan selama itu, jadi kalaupun ada yang belanja kemalaysia itu hanya masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka disana, “jelas Veris.

Namun dirinya tidak menampik jika permasalahan diperbatasan tersebut tetap ada khususnya masalah tenaga kerja Indonesia(TKI) illegal. “kalau Permasalahan yang kita temui itu hanya masalah masuk dan keluarnya TKI ilegal yang bekerja di sektor perkebunan malaysia. Karena jaraknya dekat dan tidak ada pos keamanan, “ujarnya.

Kemarin, lanjut Veris, kami baru selesai menggelar patroli perbatasan yang melibatkan 25 orang anggotanya selama 6 hari. Patroli itu dilaksanakan dari tanggal 23 Oktober hingga 27 Oktober 2014 sesuai dengan progaram dalam menjaga keamanan perbatasan, yang juga berkoordinasi bersamaan dengan polisi Diraja malaysia, untuk mengetahui permasalahan yang ada dengan sasaran meningkatkan pengamanan kawasan perbatasan sekaligus sebagai antisispasi terjadinya penyelundupan meski saat ini belum memungkinkan, “lanjutnya.

dikatakan Veris, meski keamanan diwilayah perbatasan khususnya pada wilayah ketungau hulu saat ini masih kondusif, namun, pengawasan terhadap masyarakat yang melintas batas tetap dilaksanakan secara intensif oleh pihak kepolisian. “Terdapat tiga kawasan perbatasan yang masuk wilayah kerja Polres Sintang yaitu di Desa Jasa, Desa Nanga Bayan dan Sungai Kelik Kecamatan Ketungau Hulu dan patrol itu rutin kita laksanakan bergabung dengan polisi diraja Malaysia dan TNI di Pos Batas,”pungkas Veris(Hery Lingga)