Bocah Tiga Bersaudara Derita Lumpuh Layu Butuh Uluran Tangan Dermawan

0
1774
All Biker Sintang jengkuk pasien Lumpuh layu yang di rawat di RSUD ade M Djoen Sintang

LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, Roni Hendrikus(16), Marsianus dan Apri Lio merupakan bocah tiga bersaudara dari desa Meragon kecamatan Nanga Taman Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat, hanya bisa tergeletak diruang rawat anak Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Ade M Djoen Sintang dan tidak bisa berkatifitas seperti anak seusia mereka. kondisi tubuh lemah karena sakit lumpuh layu sejak kecil tanpa ada penanganan medis dan perawatan yang memadai.

Dari ketiga bocah bersaudara tersebut, kondisi Roni Hendrikus yang paling memperihatinkan karena kondisi tubuh bocah malang tersebut sangat kurus dan mulai dari pergelangan kaki serta tangannya sudah mengkerut dan menekuk kebelakang. Hasil diagnosa dari dokter sementara, roni divonis menderita Malnutrisi dan Kekurangan Energi Protesin (KEP). Sejak sarafnya terganggu pada usia lima tahun, Roni sekarang tidak bisa beraktivitas apapun.

Roni Hendrikus(16) pasien lumpuh layu yang di rawat di RSUD Sintang

Roni merupakan putra sulung dari pasangan Srimancong Dan Ana Seleh terlihat sekilas hanya bisa berkedip. Kadang Mulutnya menganga, Kadang mengatup terkadang bersuara lirih dengan kondisi tenggorokannya seperti tersendat disaat dirinya ingin menyampaikan atau menginginkan sesuatu seperti jika sudah lapar.

Roni yang ternyata sudah berumur 16 tahun ini terlihat sangat kurus hingga terlihat tulang rusuknya. Hanya tampak tersisa kulit yang membalut tulang, Kedua tangannya menekuk kaku. Otot pundak, pergelangan tangan hingga kedua kakinya mengerut menjadi kecil. Pengerutan menjadikan tulangnya merapat dan tak bisa digerakkan. Posisinya badan tegak dan kedua kakinya menghadap ke belakang. Begitupula dengan lengan tangannya. Jarinya juga tertekuk tak bisa diluruskan

 

Sementara dua saudaranya lagi yakni Marsianus dan Apri Lio juga ditusuk jarum infus dan hasil diagnosa sementara kedua anak tersebut mengalami Hemiparese atau kondisi adanya kelemahan pada salah satu sisi tubuh atau ketidakmampuan untuk menggerakkan tubuh sehingga pihak rumah sakit memberikan perawatan khusus terhadap ketiga bocah bersaudara tersebut.

Kondisi Marsianus dan Apri Lio belum separah Roni. Kedua bocah tersebut masih bisa menggerakkan kedua tanganya dan masih memiliki badan ideal akan tetapi terlihat sekilas kedua kaki bocah ini sudah menunjukkan adanya gejala seperti yang dialami oleh Kakak Sulung kedua bocah tersebut.

Ketika media ini berkunjung ke RSUD Ade M djoen Sintang, keruang dimana tiga bersaudara ini dirawat, tampak Roni bersama dengan kedua saudaranya tengah terbaring dilantai beralasakan tikar matras disertai deretan gantungan Infus langsung melihat kedatangan kami.

Terlihat Ana seleh, ibunya sedang mengelus-elus punggung Roni sementara Srimancong-ayahnya tengah merapikan segara pakaian dan perlengkapan yang tergeletak dilantai dan ternyata tiga bocah bersaudara ini sudah mendapat perawatan selama satu minggu dirumah sakit tersebut.

Ketiga bocah bersudara ini memilih baring di atas tikar matras dari pada ranjang tidur karena mengaku kepanasan. “mereka kepanasan tidur di atas (ranjang tidur –Red) jadi mereka maunya tidur dilantai saja,” ujar Ana Saleh

 

Dalam kesempatan tersebut, Srimancong banyak bercerita bahwa saat putra sulungnya(Roni-Red) masih berusia empat tahun, kondisi anaknya masih sehat walafiat seperti anak normal sedia kalanya. Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama karena diusia menginjak umur lima tahun, Urat saraf Roni, mulai menyerang disekujur kaki membuat putra sulungnya tak mampu berdiri.

“Gejala mulai muncul saat roni ini berumur lima tahun. Awalnya bisa jalan tapi lambat laun Jalannya semakin hari semakin lemah. Setelah itu langsung lumpuh,” cerita Srimancong ayah Roni.

Dengan Kondisi tersebut sirna sudah masa emas Putra Sulung dari bapak Srimancong tersebut setelah saraf ototnya tidak bekerja dengan baik. Rencana srimancong untuk menyekolahkan anaknya sirna sudah.

“Menginjak usia tujuh tahun, anak sulung saya ini sudah benar-benar lumpuh, seiring berjalannya waktu kondisi bandannya pun lambat laun mulai mengeruk sampai semua anggota badannya tidak bisa lagi digerakknya, “ucap srimancong yang kesehariannya hanya sebagai petani.

Ia juga menyampaikan sejak saatnya sudah mulai mengalami kelainan, bapak yang sudah berumur paruh baya ini mengaku sudah berkali-kali membawa putra sulungnya tersebut berobat. “sejak ada gejala, dia ini sudah kami bawa berobat keluar masuk puskesmas hingga RSUD Sekadau namun tidak ada perubahan. Dokter hanya menyampaikan jika anak kami ini sudah mengalami gangguan saraf, “jelas Srimancong.

Terkendala dengan masalah biaya pegobatan yang tidak ada, srimancong dan Ana saleh hanya bisa pasrah menerima kondisi anaknya tersebut hingga anaknya saat ini sudah berumur 16 tahun. Dan ternyata sejak anak sulungnya tersebut sudah mulai mendapat perawatan di RSUD Ade M Djoen Sintang, keadaan sama juga mulai dialami oleh kedua anaknya sehingga harus mendapat perawatan intensif dari Dokter Juga.

Sementara, lanjut Srimancong, kondisi keuangan kami juga saat ini sama sekali tidak ada lagi, kami hanya bisa bersyukur karena melalui BPJS lah yang membiayai semua perwatan ketiga anak kami ini.

Derita Roni dan dua saudaranya tidak dapat tertangani dengan baik akibat kondisi ekonomi. Hidup putranya itu banyak dihabiskan di rumah. Ana dengan penuh kesabaran dan keikhlasan merawat serta memenuhi setiap kebutuhan ketiga putranya dan menyaksikan bagaimana anggota tubuh anaknya menggkerut lalu kaku. Sementara ayahnya mengumpulkan rejeki dari torehan getah. Jika ada waktu luang, Ana pergi ke sawah. “Ini aja bingung, padi belum dipanen. Kemarin pergi mendadak. Cuma bawa baju dua helai,” aku perempuan berusia 32 tahun itu.

Pasutri itu berusaha tegar menghadapi kenyataan hidup putranya. Tidak banyak yang diharapkan selain kesembuhan. Saat ini, hanya si Sulung yang diharapkan agar kondisinya tidak seperti putra pertamanya.

“Kami pasrah dan berusaha untuk mengobati. Yang kecil, mumpung masih belum terlambat kami jaga terus kakinya. Supaya tidak nekuk waktu tidur juga agar tidak dimiringkan,” sebut Ana.

Hingga saat ini ketiga Bocah bersaudara anak dari Srimancong dan Ana Saleh ini masih dirawat intensif di ruang anak kelas III B Rumah Sakit Ade M Djoen Sintang, berbagai kalangan masyarakat yang mendengar informasi tersebut tergugah hatinya memberikan uluran tangan untuk membantu tiga bocah bersaudara tersebut seperti terahir yang dilakukan oleh sejumlah Komunitas Motor yang ada di Kabupaten Sintang.