Selain Lepas Bibit Ikan dan Udang, Brigjen TNI Ronny Juga Bercerita History Perang Sungai Besar Saat Kunjungi Tanah Kelahirannya

0
752
Danrem 121/Abw Brigjen TNI Ronny,S.A.P, saat melepas ribuan bibit ikan dan udang. (Foto Istimewa)

LINTASKAPUAS I KETAPANG – Guna menjaga kelestarian sungai di daerah kelahirannya yakni Sungai Pawan Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat (Kalbar). Danrem 121/Abw Brigjen TNI Ronny, S.A.P melepas ribuan bibit udang dan ikan di Sungai Pawan saat perjalanan menuju makam Raja Tanjungpura. Minggu, (17/05/2020).

Dalam kunjungannya ke makam Kerajaan Tanjungpura Danrem didampingi Ketua Pemancing Sungai Pawan – Pemerhati Daerah Aliran Sungai (PSA – PEDAS) Kab Ketapang Heri S, Dandim 1203 /Ktp Letkol Kav Jamian, Ketua Persit Kartika Candra Kirana Koorcab Rem PD XII/Tanjungpura Ny Rissa Ronny, Kasi Ter Korem 121/Abw Kolonel Inf Nyamin dan Kasi Pers Korem 121/Abw Kolonel Inf Abdurrahman.

Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Brigjen TNI Ronny, S.A.P putra asli Kalbar kelahiran Ketapang itu juga mengimbau masyarakat dan semua komponen untuk menjaga kelestarian udang dan ikan di Sungai Pawan. Karena Udang dan Ikan di sungai ini sangat spesifik dan khas.

“Jika tidak kita yang memelihara sungai kita ini, siapa lagi?,” tanya beliau, seusai melepas bibit udang dan ikan tersebut.

Danrem menyebutkan, terhadap upaya menjaga kelestarian tersebut, bukan berarti dilarang untuk menangkap udang dan ikan di sungai tersebut, tapi beliau meminta agar menangkapnya dilakukan dengan cara memancing. Tidak dengan cara yang lain.

“Pemeliharaan kelestarian sumgai ini dimaksudkan agar anak cucu kita kelak juga bisa menikmatinya dikemudian hari. Dan Sungai Pawan ini tidak hanya tinggal cerita untuk mereka,” tutur Danrem.

Selain itu, Danrem juga mengapresiasi Lomba Perahu Layar Dandim-1203 Cup. Lomba ini sebagai upaya mengembangkan wisata Sungai Pawan.

“Hendaknya pemerintah daerah bergandengan tangan mengembangkan wisata Sungai Pawai dengan seluruh komponen yang ada,” pinta Pria berbintang satu TNI tersebut.

Danrem juga menyebutkan keberadaan PSP-PEDAS sebagai organisasi masyarakat yang memiliki hobi memancing di Sungai Pawan dan pemelihara daerah aliran Sungai Pawan dari perusakan habitat fauna dan flora.

“Jika menangkap dilakukan dengan meracuni sungai memang cara paling cepat mendapatkan udang dan ikan, tetapi juga membunuh semua embrio udang dan ikan,” terangnya

Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan kunjungan kerja tersebut, Brigjen TNI Ronny beserta Ny Rissa Ronny juga menyempatkan diri berziarah ke makam orang tua dan leluhurnya. Makam kedua orang tua Brigjen TNI Ronny berada di kawasan Jalan Pawan I, Kelurahan Sampit, Kec Delta Pawan. Sedangakan makam leluhurnya Datuk Kaya Laksamana dan Datuk Kaya Muda berada di Kelurahan Kauman Kecamatan Benua Kayong Kabupaten Ketapang.

Usai itu, Danrem melanjutkan ziarah ke makam leluhur isterinya di Kelurahan Tuan-tuan, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang. Kemudian dilanjutkan ziarah ke makam Raja Kerajaan Tanjungpura. Imam Gadung, Imam Kerajaan Tanjungpura, ketika itu, merupakan leluhur beliau. Setelah itu, berkunjung ke Monumen Tugu Rahadi Oesman Ketapang, yang merupakan teman seperjuangan kakeknya saat melawan penjajah Jepang di Desa Sei Besar Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang.

Monumen Tugu Rahadi Oesman dibangun untuk mengingatkan anak bangsa, di lokasi tersebut pernah terjadi pertempuran besar antara pejuang di Sei Besar melawan Belanda yang ingin kembali menjajah dengan membonceng NICA (Sekutu). Banyak pejuang yang gugur di sana.

“Sayangnya pejuang-pejuang dari Sei Besar yang gugur tidak tercatat dalam daftar nama pahlawan di monumen tersebut. Kita berharap pemerintah daerah dapat menuliskan peristiwa pertempuran di Sei Besar Ketapang di monumen ini sebagai pelajaran dan kisah perjuangan heroik masyarakat Ketapang bahkan Kalbar dalam melawan penjajahan,” harap Danrem.

Danrem juga sempat bernostalgia tentang masa kecilnya. Sangat banyak kenangan hidupnya yang tersimpang di Ketapang. Ia menyelesaikan SD dan SMP di Ketapang. Saat SMA ia sekolah di Pontianak. Selepas itu, masuk Akmil, dan lulus tahun 1987. Selesai pendidikan Akmil, negara menugaskannya berada di medan tugas yang berbeda. Ia harus meninggalkan Kalimantan. Bertugas dari satu wilayah ke wilayah lain.

“Kini saya dapat amanah tugas di kampung halaman. Mohon doa dan dukungannya agar amanah ini dapat saya tunaikan sebaik-baiknya,” Kata pria berbintang satu kelahiran Ketapang tersebut dalam mengakhiri kalimatnya. (Ags.Fy)