Wabah DBD di Kabupaten Sintang, Kasus Kematian 88% Didominasi Anak-anak

0
137
Kepala Bidang Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit Darmadi, menyampaikan peningkatan kasus DBD di kabupaten sintang.

LINTASKAPUAS | SINTANG – Dinas Kesehatan kabupaten Sintang mencatat ada peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sintang pada bulan Oktober tahun ini. Menurut data yang diperoleh, ada sebanyak 412 kasus DBD yang dilaporkan pada bulan tersebut, senin (9/10/2023).

Kepala Bidang Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit kabupaten sintang Darmadi, mengatakan bahwa peningkatan kasus DBD ini di dominasi oleh anak-anak dan kecamatan sintang menduduki peringkat tertinggi dengan total sebanyak 195 kasus.

“Untuk DBD saat ini sudah ada 412 kasus, tetap Kecamatan Sintang tertinggi ada 195 kasus untuk Kecamatan Sintang yang kedua yaitu ada di kecamatan sepauk sebanyak 68 kasus sebagian besar didominasi oleh usia anak ya itu sebanyak 255 orang dengan persentase 62% dan tingkat kematian sebanyak 7 orang anak dengan persentase sebanyak 88% untuk kematian pada usia anak ya itu rentang usia dari kurang dari 1 tahun sampai dengan kurang dari 15 tahun. Total Kasus meninggal ada 8 orang 7 anak-anak dan 1 usia dewasa” Ujarnya.

Dinas Kesehatan kabupaten sintang telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi penyebaran DBD. Beberapa diantaranya adalah dengan melakukan fogging dan Abatisasi di berbagai wilayah yang menjadi titik penyebaran DBD terutama di Puskesmas se-Kabupaten sintang.

“Untuk pencegahan Dinas Kesehatan menyediakan insektisida dan sudah cukup kita drop ke Puskesmas Bagaimana penting tindakan lapangan harus Puskesmas yang melakukan untuk fogging juga kami Menyediakan alat yang sudah kita taruh di puskesmas untuk pemeriksaan ke rumah-rumah untuk abatisasi selektif ABJ (Angka Bebas Jentik) untuk menentukan seberapa besaran di kecamatan Sintang itu ada berapa yang harus kita ketahui sehingga upaya upaya pengobatan dan tata laksana di puskesmas harus bagus, masyarakat juga harus bergerak” Jelas Darmadi.

Selanjutnya, Darmadi juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menyurati kepada Dinas Pendidikan agar membantu pencegahan penyebaran DBD di sekolah-sekolah.

“Kemarin dari dinas kesehatan sudah menyurati kepada dinas pendidikan untuk menyoroti tata laksana yang ada di masyarakat terutama di sekolah, karena penyebaran DBD bisa terjadi dimana saja. Siapa tahu kasus tersebut ada di sekolah hal tersebut bertujuan untuk agar pihak sekolah-sekolah menyiapkan antisipasi seperti penyediaan minyak serai”pungkasnya.