19 Kasus Kaki Gajah di Sintang

0
1399
Bupati Sintang, Jarot Winarno meminum obat untuk mencegah kaki gajah saat pencanangan Bulan Eliminasi Kaki Gajah di Sintang, kemarin
Bupati Sintang, Jarot Winarno meminum obat untuk mencegah kaki gajah saat pencanangan Bulan Eliminasi Kaki Gajah di Sintang, kemarin

SINTANG-Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, ada 19 kasus penyakit kaki gajah di Bumi Senentang. Dari 19 kasus tersebut, 7 diantaranya sudah meninggal, 12 masih hidup. “Tujuh warga yang meninggal ini bukan karena penyakit kaki gajah. Tapi karena penyakit lain. Mungkin karena penyakit kaki gajahnya itu, yang bersangkutan menjadi malu dan stres, kemudian terkena penyakit jantung atau paru-paru,” kata Jarot.

Menurutnya, penyakit kaki gajah di Sintang ibarat fenomena puncak gunung es. Artinya, kasus yang sesungguhnya di masyarakat kemungkinan lebih besar dari yang sudah terdata. “Karena penyakit kaki gajah menjadi komitmen nasional bahkan global, Indonesia bertekad bebas dari penyakit ini pada tahun 2020. Nah, pada hari ini Sintang juga ikut berperan melalui bulan eleminasi kaki gajah,” katanya.

Menurut Bupati bergelar dokter ini, untuk mencegah penyakit kaki gajah sangat mudah. Yakni hanya meminum obat sekali setahun pada bulan Oktober, selama lima tahun berturut-turut. “Mudah-mudahan pada tahun 2020 penyakit kaki gajah ini tidak ada lagi,” harapnya.

Jarot menjelaskan, penyakit kaki gajah bermula dari gigitan nyaman yang membawa micro filaria yang masuk ke dalam tubuh. “Ini bisa hidup dalam tubuh selama 6-8 tahun. Setelah itu baru muncul penyakitnya. Dengan minum obat secara rutin yakni lima kali selama lima tahun, maka filaria-nya akan mati,” jelasnya.

Menurut Jarot, manusia yang sudah terkena penyakit kaki gajah tidak bisa disembuhkan 100 persen. “Sembuh sempurna atau balik seperti asal tidak bisa, makanya minum obat sebelum kejadian,” katanya.

Ia mengatakan, selama ini penyakit kaki gajah susah dituntaskan karena ada stigma di masyarakat yang menganggapnya akibat praktek perdukunan. “Masih banyak yang bilang tu pemedeh kampung bah (itu penyakit kampung). Ndak perlu dibawa ke dokter, ngegak (cari) obat kampung jak. Itu yang sering dikatakan, akibatnya penyakit kaki gajah menjadi semakin kronis,” katanya.

Ia mengatakan, kasus penyakit kaki gajah ditemukan di Sungai Durian, Masuka, Nanga Mau, Ambalau, Serawai dan sejumlah daerah lainnya.