DPRD Ajak Masyarakat Bersama-Sama Mendukung Kebijakan New Normal

0
709
Mainar Puspasari

LINTASKAPUAS I SINTANG – Saat ini ada kecemasan yang timbul atas rencana pemerintah untuk membuka kembali layanan publik, seperti sekolah. Tingginya keluhan para pelajar belajar yang merasa kurang nyaman belajar dari rumah, juga menjadi pertimbangan.

Pelaksanan kegiatan belajar mengajar tentu harus mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah untuk new normal, cuci tangan, jaga jarak dan pakai masker.

Anggota DPRD Sintang, Mainar Puspa Sari mengungkapkan bahwa kecemasan masyarakat merupakan hal yang wajar, dengan totalitas dukungan pemerintah khususnya dalam penyediaan sarana penunjang, tentu proses perubahan gaya hidup ini tentu akan berjalan mulus. Hal ini disampaikannya pada wawancara melalui telepon, Senin (1/06/2020).

“Ketika pemerintah sudah berani mangambil kebijakan seperti ini artinya, menetapkan persiapan new normal ini, pemerintah juga berjalan menyiapkan segala sesuatu yang terkait dengan protokol covid-19, khususnya berkaitan dengan pembukaan layanan-layanan publik,” kata Mainar.

“Buat masyarakat awam wajar ini menjadi satu kecemasan karna perubahan gaya hidup ke-era new normal yang akan dilakukan memberikan perbedaan yang signifikan dibanding dengan gaya hidup sebelum terjadi pandemi ini,” sambung politisi Partai Demokrat itu.

Menurut anggota komisi C DPRD Sintang itu, kesiapan pemerintah dalam menyonsong era new normal tentu akan memberikan rasa nyaman bagi masyarakat. Terlebih dalam hal pendidikan, masyarakat yang sudah terbiasa berkegiatan di sekolah tentu akan lebih senang, anak-anak pun akan senang bisa kembali belajar dan berkumpul dengan teman-temannya di sekolah, selain juga interaksi lansung guru – murid dalam proses belajar akan sangat membantu anak untuk tetap mempertahankan kualitas pendidikan mereka.

“Saya berharap pemerintah benar-benar melaksanakan protokol ini ke seluruh rakyat Indonesia dengan seadil adilnya tanpa terkecuali, khususnya dalam arti penyediaan fasilitas protokol covid di setiap sekolah dan juga fasilitas umum lainnya,” ujar Mainar.

“Dengan adanya fasilitas misalnya, tempat cuci tangan, penyediaan masker, juga mungkin sesekali ada pemeriksaan kesehatan gratis di sekolah-sekolah tentu akan membuat proses belajar mengajar akan sangat terbantu dan dapat berjalan seperti sediakala meski dalam versi yang juga new normallah, ya,” tambahnya lagi.

Diwawancara secara terpisah, salah seorang praktisi kesehatan di Sintang, Yustandi menyebutkan keprihatiannya bagi anak-anak, khususnya anak-anak di pedalaman yang tidak bisa belajar secara online padahal kondisi sebaran covid-19 di kecamatan-kecamatan di Sintang cukup terkendali. Pria yang kesehariannya merupakan kepala seksi Penunjang Medik di RSUD Ade M. Djoen Sintang mengungkapkan materi peringatan untuk kesiapan new normal kurang lebih sama dengan materi program kampanye PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang telah digaungkan lama berselang.

“Saya kasian ya lihat anak-anak yang harus stop dan belajar sendiri di kampung-kampung. Padahal, belajar dengan guru dan menyesuaikan diri dengan pelajaran standar saja mereka cukup sulit. Terlebih lagi mereka sekarang harus belajar sendiri di rumah. Menurut hemat saya, kita bisa berikan kelonggaran lah untuk sekolah-sekolah di pedalaman yang secara peta sebaran covid-19 pun berada di zona hijau. Supaya mereka bisa membuka kelas kembali, tentulah dengan memperhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Misalnya sebelum masuk kelas, murid berbaris dan cuci tangan terlebih dahulu bersama,” ungkap Yustandi.

“Kami, para petugas kesehatan siap membantu untuk mengkampanyekan gaya hidup baru (new normal) ini karna program edukasi serupa sudah di gaungkan sejak lama oleh fasilitas kesehatan seperti puskesmas, namanya program PHBS. Namun sebelum adanya covid-19 merebak hal ini masih tidak diindahkan oleh masyarakat. Sekarang kita mengulang kembali kampanye program tersebut dengan lebih intens,” papar pria yang sempat menjabat sebagai Kepala Puskesmas Tanjung Puri Sintang itu.