Paman Siswa Tampar Oemar Bakri

0
1567

ILUSTRASI
LINTASKAPUAS – SINTANG – Kekerasan terhadap guru kembali terjadi di Kabupaten Sintang. kali ini menimpa Satria, salah satu guru SMPN 1 Negeri Sungai Tebelian, pada Selasa (5/3) lalu.
Satria pada waktu tersebut sedang bekerja melakukan rekap nilai siswa tiba- tiba salah seorang warga datang dan langsung menamparnya berkali-kali.
atas peristiwa tersebut, kepala Sekolah SMPN 1 Negeri Sungai Tebelian memerintahkan korban untuk segera melaporkannya ke Polsek Sungai Tebelian Sintang. hanya saja hingga saat ini pelaku belum ditahan dengan alasan bahwa pelaku gangguan jiwa.

Atas Informasi penganiayaan yang dialami oleh Omar Bakri tersebut, sejumlah Awak media langsung melakukan Konfirmasi ke Polsek Sungai tebelian Sintang.
Pejabat Sementara Kanit Reskrim Polsek Sungai Tebelian, Bripka Siswo Kusuma mengatakan, pelaku berinisial AD beralamat Desa Perembang (SP6) tersebut, memang tidak pernah ditahan. Hanya saja, diamankan 1×24 jam.
“Pelaku kita amankan sore hari setelah pemukulan yang dilakukannya tersebut, pada Selasa (5/3) lalu” ungkapnya.
Saat dalam tahap pemeriksaan, dilihat ada tingkah-tingkah yang dianggap oleh penyidik memang ada gangguan kejiwaan dari pelaku, dan informasi dari keluarga juga begitu.
“Demi keamanan kantor Polsek, kita minta penjamin dari kepala desa, maka pelaku tidak kita lakukan penahanan,” katanya.
Untuk langkah selanjutnya, apakah benar pelaku mengidap gangguan mental, pihaknya melakukan pemeriksaan ke psikolog. Kalau memang terbukti tidak benar, maka proses hukum akan dilanjutkan.
“Tapi kalau memang gangguan jiwa, pelaku akan kita rujuk di Dinsos. Kemudian ke Rumah Sakit Jiwa di Singkawang,” terangnya.
Pihaknya akan menunggu hasilnya kembali dari RSJ Singkawang tersebut. Kalau memang benar gangguan jiwa, maka kita lakukan SP3 pemberhetian penyelidikan,” terangnya.
Pada Senin (11/3), pihaknya juga sudah mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyeledikian (SPDP) ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Sintang.

Sementara, Satria, Korban penganiayaan saat ditemui mengaku bahwa saat kejadian, dirinya sedang mengambil nilai praktek senam di lab sekira pukul 8.20 WIB.
“Tiba-tiba pelaku datang menghampiri saya, dan bertanya apakah benar S nama. Sebelum saya jawab, langsung saya ditampar pipi kanan dan kiri,” terangnya.
Setelah itu, pelaku melayangkan tinjuan ke keningnya sehingga memar. Hal tersebut membuat korban sedikit mulai emosi, hanya saja ia masih sadar bahwa di depannya banyak anak murid yang melihatnya.
“Saya tidak mau mengajarkan ke siswa, bahwa saya guru yang brutal atyau ringan tangan. Makanya pukulan yang dilayangkan ke saya tidak saya balas,” katanya.
Hanya saja, kata korban, setelah dilakukan pemukulan tersebut, pelaku langsung dipeluknya dan ingin dibawa ke ruangan kantor sekolah untuk mediasi, apa permasalahannya.
“Namun perjalanan menuju ke kantor, saya diseret lagi, sampai di tengah lapangan saya dipukuli lagi. Setelah itu, barulah ada rekan-rekan saya yang tahu bahwa saya dipukuli,” ceritanya.
Atas kejadian itu, korban mengatakan, dirinya diminta Kepsek untuk melaporkan kejadian itu ke Polsek setempat. Ia juga menjelaskan, bahwa motif pelaku memukul, diduga karena tidak terima korban dianggap menantang kelompok tertentu.
“Saya tegaskan, bahwa tidak ada bahasa dari mulut saya yang keluar seperti itu. Memang sebelumnya keponakan pelaku, pernah bermasalah di sekolah, tapi sudah diselesaikan secara mediasi,” ungkapnya.
Menurutnya, kasus lama tersebut tidak menjadi pemicu langsung, karena sudah diselesaikan dengan cara baik-baik. “Mungkin latar belakangnya memang karena itu, karena digosok lagi permasalahannya,” pungkasnya.