Wakili Bupati, Sekda Ketapang Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gereja Santo Yosep Karangan

0
126
Foto Sekda Ketapang, Alexander wilyo saat Melakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gereja Stasi Santo Yosep Karangan. (Foto Ist)

LINTASKAPUAS I KETAPANG,- Mewakili Bupati, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, yang juga Patih Jaga Pati Desa Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua, Alexander Wilyo, S. STP, M.Si meletakkan batu pertama Gereja Stasi Santo Yosep Karangan Kecamatan Marau sebagai tonggak dimulainya pembangunan, Kamis (25/5/2023).

Ikut hadir mendamping Sekda pada kegiatan ini, antara lain, Assisten 3 yang juga Ketua DAD, Kadistanakbun, Staff Ahli, Kepala BPBD, Kepala Satpol PP, Kadis Kebudayaan & Pariwisata.
Turut hadir pada acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gereja Stasi Santo Yosep Karangan itu antara lain, Pastor Paroki Kanak-kanak Yesus Marau, Forkopimcam, Ketua DAD Kecamatan Marau, Ketua DAD Jelai Hulu, Ketua DAD Airupas, Ketua DAD Manismata, Ketua DAD Singkup, Camat Airupas, Camat Singkup, Camat Manismata, Camat Jelai Hulu, para Kades, para Domong Adat, masyarakat Desa Runjai Jaya, Karangan.

Dalam sambutannya, Sekda menegaskan, bantuan Pemerintah Daerah untuk pembangunan Gereja Stasi Sabto Yosep Karangan ini sifatnya stimulan, memancing. Pemda Ketapang sendiri, kata Sekda, akan membantu dana pembangunannya sesuai dengan mekanisme yang ada, da untuk tahun ini Pemda Ketapang akan kita bantu melalui APBD sebesar Rp. 500.000.000.

“Pemda Ketapang memang memberi perhatian besar terhadap kehidupan umat beragama,” ujar Sekda.

Sekda menilai, kalau pihaknya juga tidak mengesampingankan pembangunan yang lain, namun diakuinya kalau pembangunan tidak hanya diukur dari sisi fisik, tetapi juga non fisik, moral, spiritual. Itu yang tidak ternilai. Oleh karena itu pihaknya berupaya membangun hubungan yang baik dengan tokoh-tokoh agama.

“Karena kita memandang, membangun Kabupaten Ketapang ini perlu didukung dengan suasana damai, kondusif, yang nyaman. Perlu hubungan yang baik antar umat beragama. Begitu juga hubungan baik antar agama dengan pemerintah. Itu juga harus kita jaga. Kalau hubungannya tidak baik, saya yakin, hari ini juga saya tidak hadir di sini. Juga tidak mungkin ada anggaran hibah. Saya mengajak kita semua untuk menjaga suasana kita yang sudah baik ini,” ajaknya.

“Untuk ke depan, saya kira, saya sebagai Sekda, juga Ketua Tim Anggaran, Pemerintah Daerah membuka diri, kita terbuka terhadap kemauan-kemauan baik masyarakat untuk membangun, dan kita juga tidak hanya membantu kepada Gereja Katolik. Tetapi kita juga membantu pembangunan semua rumah-rumah ibadah. Artinya, Pemerintah Daerah itu melayani semua agama, melayani semua suku,” lanjutnya.

Sekda menambahkan, untuk hibah diberikan pada tahun 2023 maka bisa mengajukan kembali untuk anggaran di tahun 2025 mendatang, yang mana prosesnya dimulai pada tahun 2024, mulai Januari, Februari, Maret, April.

“Silahkan Panitia melakukan langkah-langkah administratif, proposal dan lain sebagainya. Jaga hubungan baik dengan Kesra dan tim-tim di Ketapang. Saya siap saja untuk mendukung. Apalagi hari ini saya didaulat oleh Bapak Bupati untuk mewakili Beliau meletakkan batu pertama,” terangnya.

Sekda menilai, siapapun yang meletakkan batu pertama punya tanggung jawab moral agar pembangunan Gereja Stasi Santo Yosep Karangan ini tuntas tahun 2025. Kita berdoa bersama dan bekerja bersama agar bisa terwujud.

“Dan tentu kita senang membangun rumah-rumah ibadah ini. Tidak hanya gereja, tetapi juga vihara, masjid. Karena tujuan rumah ibadah itu kan, pertama untuk memuji Tuhan, beribadah. Artinya, tujuannya baik. Bukan tujuan-tujuan yang buruk, sama sekali tidak ada hal-hal yang negatif,” jelasnya.

Sekda mengaku akan tetap memonitor pembangunan Gereja Santo Yosep Karangan ini sampai tuntas, secara bertahap dan sesuai keinginan sehingga mudah-mudahan pada tahun 2025 bisa diresmikan.

“Saya mengucapkan selamat dan sukses. Semoga seluruh rangkaian pembangunan Gereja Santo Yosep Karangan ini berjalan lancar sampai selesai, tanpa kendala. Dan Panitia jangan lemah semangat, harus tetap semangat. Dan optimis bahwa pembangunannya akan tuntas. Ini merupakan kerja kita bersama, tidak hanya menjadi tanggungjawab Ketua Panitia, tetapi tanggung jawab seluruh umat. Seperti kata Pastor, Gereja itu hakekatnya adalah umat itu sendiri, bukan bangunan gerejanya, sehingga ketika umatnya kompak, umatnya kuat, imannya kuat, saya yakin, kalau hanya untuk membangun gereja, pasti bisa,” ujarnya.

(Ags)