Gaji Tak Dibayar, 17 TKI Melarikan Diri

0
1346
17 TKI Berhasil Melarikan diri dari Malaysia melalui jalur tikus wilayah Ketungau Hulu Kabupaten Sintang
17 TKI Berhasil Melarikan diri dari Malaysia melalui jalur tikus wilayah Ketungau Hulu Kabupaten Sintang

LINTASKAPUAS.COM-SINTANG, LAGI-LAGI, 17 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) melarikan diri dari malaysia melalui jalur tikus perbatasan wilayah Ketungau Hulu karena Gaji Tenga Kerja tersebut tak kunjung dibayarkan oleh majikannya.

Kini, perbatasan wilayah ketungai Hulu Kabupaten sintang menjadi satu-satunya jalur aman untuk melarikan diri oleh sejumlah TKI bermasalah. Pasalnya wilayah tersebut sangat dekat dengan Malaysia. Sebelumnya juga jalur tersebut menjadi salah satu jalur 19 TKI melarikan diri dari maaysia.

Kapolsek Ketungau Hulu, AKP. Iskandar, membenarkan adanya 17 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang melarikan diri dari Malaysia menempuh jalur tikus dengan melintasi hutan belantara di wilayah Kecamatan Ketungau Hulu. “sebanyak 17 TKI yang berstatus ilegal kabur dari perusahaannya di malaysia,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Sesuai pengakuan TKI, Lanjut Kapolsek mereka merupakan satu jaringan dengan ke-19 TKI yang sebelumnya melarikan diri dari malaysia. ” Mereka ditelpon oleh jaringan 19 TKI yang sebelumnya kabur, dan mengatakan sebaiknya melarikan diri saja lewat senaning, kecamatan ketungau hulu,” katanya.

Setelah dilakukan pendataan, ke-17 TKI mengakui masuk ke Malaysia secara ilegal, dan bekerja di sebuah perusahaan perkebunan sawit di malaysia. TKI yang semuanya pria ini berasal dari Nusa Tenggara Barat. ” Mereka mengatakan selama bekerja tidak pernah digaji, akibat dari itu mereka melarikan diri,” katanya.

Menurut satu diantara TKI, Jelas Iskandar, pada Rabu (21/1) mereka menyelusuri hutan diwilayah perbatasan dan pada Kamis (22/1) Pukul 05.00 subuh tiba di desa kelik. Lalu ke-17 TKI ini langsung diamankan oleh petugas Pos Pengaman Perbatasan, yang tengah menggelar patroli garuda. ” Setelah diamankan oleh prajurit Pos Pamtas, mereka diserehkan ke Polsek Ketungau Hulu yang berada di senaning,” jelasnya.

Saat ini, tambah Iskandar, TKI ilegal tersebut sementara ditampung di Polsek. Sembari menunggu, koordinasi dengan pihak pemerintah kabupaten dalam hal ini Dinas tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi. “Mereka dalam kondisi sehat, hanya mengalami kelelahan setelah berjalan cukup panjang. Selain itu, Ke-17 TKI sama sekali tidak mengantongi uang sepeser pun,” katanya.

Pihaknya, menurut Kapolsek, terus melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, saat ini hanya ditingkat kecamatan. Langkah selanjutnya, hanya menunggu konfirmasi atau arahan dari Disnakertrans. “Kami dengan kecamatan kerja kroyokan dalam menangani TKI ini. Karena, hingga saat ini pihak Dinas belum dapat dihubungi,” tukasnya.

Terpisah, Komandan Korem 121/Abw Sintang, Brigjen TNI. Moch. Fachrudin, menuturkan persoalan infrastruktur yang belum memadai di kawasan perbatasan menjadi satu diantara faktor terjadinya gangguan keamanan, yang berupa aktivitas ilegal yang selama ini kerap terjadi.

” Kita selalu menemukan adanya aktivitas ilegal seperti keluar masuknya kendaraan asing, sembako dan TKI ilegal yang kerap kabur melewati jalur tikus diwilayah perbatasan,” ujar saat ditemui usai sholat jumat, (23/1).

Hal ini, perlu menjadi perhatian dari Pemerintah Daerah dan pusat dalam memperhatikan infrastruktur diwilayah perbatasan. Bila kawasan perbatasan segala fasilitas telah dipenuhi maka tidak akan ada masyarakat yang bergantung kepada negara tetangga sebelah malaysia.

” Infrastruktur jalan harus dibenahi, selain itu sektor perekonomian juga harus diperhatikan,” katanya.

Pihaknya, lanjut Danrem telah menempatkan sekitar 45 pos di perbatasan. Namun, dalam tugasnya pihak TNI hanya sebatasan melaksanakan pengamanan dan pertahanan wilayah NKRI.

” Kami sering menemukan dan mengamankan kasus ilegal di wilayah perbatasan, dan kami koordinasikan dengan pihak terkait yang berwewenang,”pungkasnya.