Rabies Menyasar Empaci, Satu Anjing Gigit Enam Warga

0
1432
Penyuntikan VAR pada anjing warga
Penyuntikan VAR pada anjing warga

SINTANG- Rabies di Bumi Senentang kian menggila. Kasus gigitan terbaru terjadi Jumat 12 Agustus lalu di Empaci Kecamatan Dedai. Di desa tersebut terjadi enam kasus gigitan oleh satu anjing. “Warga lapor mengenai satu anjing menggigit enam warga. Anjing itu kemudian dibunuh. Tapi, kami sempat meminta kepala anjing tidak dibuang agar bisa dites. Hasilnya, anjing tersebut positif rabies,” kata Wiryono, Senin (15/8).

Paska munculnya kasus rabies di Empaci, Wiryono mengaku langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sintang. Supaya, korban giigitan segera ditangani sesuai standar penganganan rabies. “Mengingat stok di Puskesmas terdekat kosong, terpaksa mengambil dari kecamatan lain. Saat ini, enam warga tersebut sudah diberi Vaksin Anti Rabies (VAR),” bebernya.

Wiryono menambahkan penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies oleh Pemkab Sintang membuat laporan mengenai kasus gigitan anjing kian meningkat. “Sebelum KLB ditetapkan, kasus gigitan anjing sudah ada. Tapi setelah KLB, laporan semakin banyak,” katanya.

“Warga sangat ketakutan ketika digigit anjing. Meski anjing yang menggigit belum tentu rabies, mereka tetap minta disuntik VAR. Padahal, kalau laporan disertai dengan bukti anjing yang menggigit kemudian dites hasilnya negatif rabies, bisa menghemat VAR,” sambungnya.

Mengenai fokus pemberian vaksin, diprioritaskan di daerah yang sudah terindentifikasi rabies. Kepala desa kemudian diinstruksikan untuk menyampaikan ke warga agar mengikat anjingnya. “Yang tidak bisa diikat, harus dimusnahkan. Dan ketika kami datang, penyuntikan vaksin jadi lebih mudah,” katanya.

Tak hanya mengindentifikasi desa sebaran rabies, asal usul anjing dan sudah singgah dimana saja juga diidentifikasi. “Ini perlu untuk penanganan lanjutan. Karena, jika data mengenai  riwayat anjing sudah ada, mudah untuk menentukan daerah yang akan menjadi target vaksin. Karena, satu hari saja anjing rabies lepas sangat berbahaya,” pungkasnya.